Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

26 April 2024 | 09.00 WIB

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Perbesar
Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Prancis membubarkan puluhan mahasiswa pro-Palestina yang berunjuk rasa di Ibu Kota Paris, kata pejabat setempat pada Kamis, 25 April 2024. Aksi protes itu terjadi ketika Israel melakukan pembantaian besar-besaran di Gaza. Selain Prancis, gelombang unjuk rasa serupa juga dilakukan mahasiswa di Amerika Serikat.

Polisi turun tangan ketika sekitar 60 mahasiswa berkumpul di kampus universitas elit Sciences Po di pusat kota Paris pada Rabu malam.
 
“Setelah berdiskusi dengan manajemen, sebagian besar dari mereka setuju untuk meninggalkan lokasi,” kata pejabat universitas dalam sebuah pernyataan kepada AFP. Ia mengatakan bahwa protes menambah “ketegangan” di universitas tersebut. Namun “sekelompok kecil mahasiswa” menolak untuk pergi setelah berdiskusi dengan manajemen, dan akhirnya “diputuskan bahwa polisi akan mengevakuasi lokasi tersebut,” tambah pernyataan itu.
 
Sciences Po mengatakan pihaknya menyesalkan bahwa “berbagai upaya” untuk membuat para siswa meninggalkan tempat itu dengan damai tidak membuahkan hasil. Menurut kepolisian daerah, mahasiswa yang berunjuk rasa mendirikan sekitar 10 tenda di kampus. Ketika anggota penegak hukum tiba, “50 siswa pergi sendiri, 70 dievakuasi dengan tenang mulai pukul 00:20 pagi” dan polisi “pergi pada pukul 01:30 pagi, tanpa ada insiden yang perlu dilaporkan,” kata polisi.
 
Serupa dengan demonstrasi mahasiswa di Amerika Serikat, sejumlah saksi mata menceritakan para pengunjuk rasa menuntut agar Sciences Po “memutus hubungan dengan universitas dan perusahaan yang terlibat dalam genosida di Gaza” dan “mengakhiri penindasan terhadap suara-suara pro-Palestina di kampus”.
 
Protes tersebut diselenggarakan oleh Komite Palestina Sciences Po. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, 25 April 2024, kelompok tersebut mengatakan para aktivisnya telah “dibawa keluar dari sekolah oleh lebih dari lima puluh anggota pasukan keamanan”, dan menambahkan bahwa sekitar 100 petugas polisi “menunggu mereka di luar”.
 
Komite Palestina mengatakan Manajemen Sciences Po “dengan keras kepala menolak untuk terlibat dalam dialog yang tulus”. Para penyelenggara menyerukan Sciences Po agar mengecam tindakan Israel dan mengadakan acara peringatan untuk mengenang “orang-orang tak berdosa yang dibunuh oleh Israel”, di antara tuntutan lainnya.
 
Secara terpisah, Himpunan Mahasiswa Sciences Po Paris menyayangkan keputusan pejabat universitas untuk memanggil polisi guna membubarkan massa. Mereka menyebut keputusan itu “mengejutkan sekaligus sangat mengkhawatirkan” dan mencerminkan “perubahan otoriter yang belum pernah terjadi sebelumnya”.
 
Protes ini terjadi di tengah maraknya unjuk rasa pro-Palestina di kampus-kampus AS dalam beberapa pekan terakhir. Ratusan mahasiswa dari berbagai negara bagian memprotes universitas mereka masing-masing, beberapa di antaranya Universitas Columbia, Universitas New York, Universitas Texas, Universitas Yale hingga Universitas Maryland.
 
Para pengunjuk rasa menyerukan gencatan senjata dan meminta universitas mereka masing-masing untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan Israel. Puluhan mahasiswa telah diumbar identitasnya, diskors oleh universitas hingga ditangkap oleh polisi.
 
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak dihentikannya serangkaian protes tersebut. Ia mengatakan “masih banyak yang harus dilakukan” untuk menghentikan protes-protes yang menjalar di berbagai kampus dalam beberapa pekan terakhir. “Apa yang terjadi di kampus-kampus Amerika sungguh mengerikan,” katanya. “Ini tidak masuk akal. Harus dihentikan. Harus dikutuk dan dikutuk dengan tegas.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo


 
FRANCE24 | AL ARABIYA | REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Nabiila Azzahra

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menjadi reporter Tempo sejak 2023 dengan liputan isu internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus