Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Prabowo 4 Kali Ikut Pemilu Baru Jadi Presiden, Serupa Kisah Presiden Abraham Lincoln di AS

Bagaimana ceritanya pengalaman Presiden Abraham Lincoln di AS yang serupa dengan Prabowo?

22 Oktober 2024 | 06.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 setelah empat kali mencalonkan diri menjadi Rresiden RI, antara lain pada Pemilu 2009, 2014, 2019 dan 2024. Ini mengingatkan pada perjalanan panjang yang dialami Abraham Lincoln, salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut kisah Abraham Lincoln, dilansir dari britannica.com. Abraham Lincoln dilahirkan pada 12 Februari 1809 di Hodgenville, Kentucky, dalam keluarga yang sangat sederhana. Ia tumbuh dalam lingkungan perbatasan yang keras dan penuh tantangan, jauh dari kemewahan dan akses pendidikan yang layak. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rumah masa kecilnya di Knob Creek, Kentucky, menjadi saksi bagaimana Lincoln kecil membantu ayahnya bertani. Salah satu kenangan masa kecil Lincoln yang paling dikenangnya adalah ketika banjir besar melanda tanah pertanian keluarganya dan menghanyutkan benih jagung serta labu yang baru ditanaminya.

Ayah Lincoln, Thomas Lincoln, adalah seorang petani kecil yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi hidup mereka tetap jauh dari kemakmuran. Kakek buyut Lincoln merupakan seorang buruh migran yang datang dari Inggris pada abad ke-17 dan meskipun beberapa leluhurnya lebih makmur, keluarga Lincoln hidup dalam keterbatasan. 

Pada usia sembilan tahun, Lincoln kehilangan ibunya, Nancy Hanks Lincoln yang meninggal akibat penyakit. Kehilangan ini menjadi masa yang sangat berat bagi Lincoln, tetapi kedatangan ibu tirinya, Sarah Bush Johnston, membawa harapan baru. Sarah adalah sosok ibu yang penyayang, memperlakukan Abraham dengan kasih sayang dan perhatian. Lincoln bahkan menyebutnya sebagai "ibu malaikatnya".

Meskipun memiliki latar belakang yang sederhana, Abraham Lincoln tumbuh menjadi sosok yang gigih dan bercita-cita besar. Ketertarikannya pada dunia hukum muncul setelah ia dewasa dan mulai bekerja sebagai petugas pos dan surveyor.

Ia belajar hukum secara mandiri, dengan membaca buku-buku hukum di sela-sela pekerjaannya yang berat. Pada 1836, Lincoln akhirnya berhasil lulus ujian pengacara dan memulai praktik hukum di Springfield, Illinois.

Kehidupan politik Lincoln dimulai pada 1832 ketika ia mencalonkan diri untuk kursi di Majelis Umum Illinois. Dalam pencalonan pertamanya, Lincoln mengalami kekalahan. Namun, ia tidak menyerah dan terus berusaha memperbaiki diri serta membangun koneksi di dunia politik. 

Pada tahun 1834, Lincoln akhirnya berhasil terpilih dan menghabiskan beberapa tahun berikutnya bekerja sebagai anggota legislatif negara bagian Illinois. Lincoln dikenal sebagai pengacara yang cerdas, dengan pendekatan yang sederhana dan penuh strategi. 

Salah satu kasus terkenalnya adalah ketika ia membela seorang teman masa kecilnya yang dituduh melakukan pembunuhan. Lincoln dengan cerdik menggunakan almanak untuk membuktikan bahwa pada malam kejadian, bulan tidak cukup terang untuk memungkinkan saksi melihat apa yang sebenarnya terjadi. Pembelaan ini berhasil membebaskan temannya dari hukuman.

Sama seperti Prabowo Subianto yang beberapa kali gagal dalam pemilihan Presiden RI sebelum akhirnya menang, Lincoln juga mengalami berbagai kegagalan politik dalam kariernya. Meskipun ia sempat menjadi anggota legislatif negara bagian Illinois dan kemudian terpilih sebagai anggota Kongres Amerika Serikat pada 1846.

Setelah masa jabatannya di Kongres berakhir, Lincoln sempat menarik diri dari politik nasional, namun ia kembali terjun pada 1854 akibat dorongan batinnya untuk melawan ekspansi perbudakan di Amerika Serikat. Pada 1858, ia maju sebagai kandidat senator, tetapi kalah dalam pemilu tersebut. 

Kegagalan di pemilihan senat tidak menghentikan langkah Lincoln. Pada 1860, ia mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat melalui Partai Republik. Berkat kerja kerasnya, meskipun partainya relatif baru dan masih terbelah dalam berbagai pandangan, Lincoln berhasil meraih kemenangan. 

Terpilihnya Lincoln sebagai presiden menandai awal dari masa sulit bagi Amerika Serikat, dengan pecahnya Perang Saudara tidak lama setelah ia menjabat. Sebagai presiden, Lincoln menghadapi tantangan yang sangat besar dalam mempertahankan persatuan Amerika Serikat dan menghapus sistem perbudakan. 

Melalui Proklamasi Emansipasi pada 1863, Lincoln secara resmi mengakhiri perbudakan di Amerika Serikat, sebuah langkah berani yang memperkuat posisinya sebagai tokoh pembebas dalam sejarah dunia. Meskipun pemerintahannya diwarnai oleh perang saudara yang brutal, Lincoln tetap berkomitmen pada nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi.

Kepemimpinan Abraham Lincoln berakhir tragis pada tanggal 15 April 1865, ketika ia dibunuh oleh John Wilkes Booth, seorang simpatisan Konfederasi, di Teater Ford, Washington D.C. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus