Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Prancis mengutuk keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang membatalkan kesepakatan dengan Iran soal nuklir yang diteken di Wina, Austria, pada 2015.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam keterangannya kepada media, sebagaimana dikutip Dail Mail, Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan, Trump telah membuat kesalahan dan Amerika Serikat tidak seharusnya menjadi polisi ekonomi dunia dengan cara menerapkan sanksi keuangan kepada Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga pemimpim Uni Eropa dari kiri ke kanan yaitu Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Inggris, Theresa May, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. PA
Sedangkan Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama rekannya dari Inggris dan Jerman menyesalkan keputusan Trump. Macron mengatakan, mereka memegang komitmen atas kesepakatan nuklir yang ditandatangani. "Kesepakatan yang kami teken didukung oleh Cina dan Rusia," ucapnya seperti dikutip Daily Mail.
Sejumlah pejabat di Eropa akan melakukan sesuatu yang terbaik untuk melindungi kepentingan perusahaan yang melakukan pekerjaan di Iran. Mereka kemungkinan akan mendapatkan sanksi baru dari Amerika Serikat. "Pemerintahan Eropa akan melakukan sesuatu demi melindungi kepentingan perusahaanya di Iran," kata pejabat yang tak bersedia disebutkan namanya.Anggota parlemen Iran bersorak saat membakar kertas bergambar bendera AS, di Teheran, Iran, 9 Mei 2018. AP Photo
"Kesepakatan ini tidak mati. Amerika telah menarik kesepakatan, tetapi kesepakatan itu masih tetap ada," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian.
Presiden Prancis Macron bersama dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Kanselir Jerman Angela Merkel melakukan jumpa pers bersama, Selasa, 8 Mei 2018. Ketiga pemimpin negara itu menegaskan kembali mengenai komitmennya terhadap kesepakatan nuklir bersama Iran dan mereka menyesalkan keputusan Trump.