Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.

29 Oktober 2020 | 17.58 WIB

TIga orang dibunuh dalam aksi terorisme terbaru di Gereja Notre Dame Basilica, Nice, Prancis. Pelaku diduga seorang Muslim karena berkali-kali meneriakkan Allahu Akbar (Valery Hache/ AFP)
Perbesar
TIga orang dibunuh dalam aksi terorisme terbaru di Gereja Notre Dame Basilica, Nice, Prancis. Pelaku diduga seorang Muslim karena berkali-kali meneriakkan Allahu Akbar (Valery Hache/ AFP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi terorisme terbaru. Seperti diberitakan sebelumnya, tiga nyawa melayang di gereja tersebut akibat aksi seorang pria, yang diduga seorang Muslim, bersenjata tajam.

"Presiden Emmanuel Macron tengah menuju ke lokasi sementara Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin menggelar rapat krisis dan memperingatkan warga untuk menghindari tempat kejadian perkara," sebagaimana dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Kamis, 29 Oktober 2020.

Aksi teror di Nice tersebut menjadi peristwa teror kedua sepanjang bulan Oktober. Peristiwa sebelumnya terjadi pada 16 Oktober lalu di mana seorang guru di Paris, Samuel Paty, dibunuh karena menggunakan karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo untuk mengajarkan kebebasan berpendapat.

Hingga berita ini ditulis, motif dari serangan di Nice belum diketahui, alih-alih apakah berkaitan dengan karikatur dari Charlie Hebdo atau tidak. Walau begitu, Charlie Hebdo dan Prancis sendiri memang tengah menjadi sorotan komunitas Muslim saat ini.

Sejak kasus Samuel Paty, Prancis kembali memperbolehkan Charlie Hebdo untuk menerbitkan karikatur Nabi Muhammad yang juga memicu aksi teror pada 2015 itu . Hal itu untuk menunjukkan semangat solidaritas atas kasus Paty sekaligus menunjukkan adanya kebebasan berpendapat di Prancis.

Di saat bersamaan, Presiden Emmanuel Macron menyatakan bahwa ada ancaman Islam radikal terhadap nilai-nilai sekuler di Prancis. Menurutnya, hal itu adalah hasil krisis di komunitas Muslim. Oleh karenanya, ia akan bertindak lebih tegas terhadap komunitas-komunitas Muslim yang dirasa radikal, termasuk menutup masjid yang melindungi mereka.

Aksi Macron dan Charlie Hebdo tak ayal menimbulkan kemarahan dari umat Muslim. Keduanya dianggap semena-mena. Aksi boikot produk Prancis terjadi di mana-mana sebagai dampaknya. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan sampai mengatakan bahwa kejiwaan Macron perlu diperiksakan.

ISTMAN MP | AL JAZEERA

https://www.aljazeera.com/news/2020/10/29/knife-attack-in-french-city-nice-leaves-one-dead-several-hurt

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus