Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Presiden Suriah Umumkan Amnesti

Amnesti tidak berlaku bagi tentara yang memerangi pemerintah atau bergabung dengan pemberontak.

11 Oktober 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEIRUT - Pemerintah Suriah telah mengumumkan amnesti bagi orang-orang yang meninggalkan tugas tentara (desertir) atau menghindari wajib militer. Seperti dilansir Reuters, pemerintahan Presiden Bashar Al Assad memberi waktu selama beberapa bulan bagi desertir untuk melapor agar tidak dikenai hukuman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Amnesti meliputi semua jenis hukuman karena desertir di dalam atau di luar Suriah," demikian dekrit yang dikeluarkan Presiden Assad melalui media sosialnya, kemarin. Para tentara atau warga di dalam Suriah akan diberi waktu empat bulan untuk mengambil keuntungan dari pengumuman amnesti tersebut. Sementara itu, mereka yang berada di luar Suriah akan diberi waktu selama enam bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketakutan akan wajib militer, atau karena desertir, sering disebut oleh kelompok-kelompok bantuan selama perang Suriah sebagai salah satu alasan utama para pengungsi tidak ingin pulang ke rumah mereka. Menurut hukum militer Suriah, seorang desertir dapat menghadapi ancaman penjara bertahun-tahun jika meninggalkan tugas dan jabatan serta tidak melapor dalam jangka waktu tertentu.

Konflik Suriah dimulai pada 2011 setelah aksi protes massal menentang kekuasaan Presiden Assad oleh kelompok pemberontak. Aksi tersebut berkembang menjadi perang sipil yang akhirnya menyebabkan setengah juta warga Suriah tewas dan menarik perhatian dunia dan regional.

Banyak tentara yang pergi, dan beberapa di antaranya malah bergabung dengan para pemberontak. Adapun yang lainnya melarikan diri dari pertempuran. Lebih dari setengah populasi sebelum perang Suriah telah meninggalkan rumah mereka. Sekitar 5 juta orang pergi ke luar negeri dan jutaan lainnya mengungsi di Suriah. Pemerintah Lebanon, negara tetangga terdekat Suriah, menyebutkan sebanyak 50 ribu pengungsi Suriah telah pulang dengan sukarela tahun ini. Di Lebanon terdapat sekitar lebih dari satu juta pengungsi Suriah.

Meski demikian, seruan amnesti yang diumumkan Presiden Assad tidak mencakup tentara yang memerangi pemerintah atau bergabung dengan pemberontak, yang dianggap pemerintah Suriah sebagai teroris. Dalam tiga tahun terakhir, dukungan militer Rusia dan Iran telah membantu pemerintahan Assad mendapatkan kembali kendali atas kawasan yang dikuasai pemberontak anti-Assad.

Setelah kesepakatan Rusia-Turki untuk mencegah serangan terhadap kubu oposisi besar terakhir, di Idlib, barat laut Suriah, belum diketahui secara jelas apakah akan ada serangan militer baru di kawasan tersebut. Rusia-Turki bersepakat menjadikan Idlib sebagai kawasan penyangga (buffer zone) dalam perang Suriah. REUTERS | AL JAZEERA | SUKMA LOPPIES


Pemberontak Suriah Tarik Senjata Berat di Idlib

Pemberontak Suriah dilaporkan telah menarik senjata berat mereka dari zona penyangga (buffer zone) di wilayah Idlib, barat laut Suriah. Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa sejumlah alat berat seperti roket, mortir, dan rudal telah dihilangkan sejalan dengan kesepakatan untuk menciptakan zona penyangga demiliterisasi yang memisahkan pemberontak dan pasukan pemerintah Suriah.

Ini bermula pada September lalu, saat Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu di resor Laut Hitam Sochi dan menyepakati zona penyangga di sepanjang garis perbatasan Idlib pada 15 Oktober. Personel militer Rusia dan Turki melakukan patroli terkoordinasi di sepanjang batas zona untuk mendeteksi dan mencegah pelanggaran. Kesepakatan itu diawasi oleh Turki, yang mendukung kelompok pemberontak, dan Rusia, sekutu pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa perang yang terus-menerus terjadi di Suriah dapat memicu "mimpi buruk kemanusiaan dan tidak seperti yang terlihat dalam konflik Suriah yang berlumuran darah".

Anadolu, mengutip seorang koresponden di Idlib, mengatakan kelompok oposisi dan kelompok anti-rezim lainnya telah menyelesaikan penarikan senjata berat pada Senin lalu. Tentara Turki juga mengirim senjata dan kendaraan lapis baja ke daerah itu untuk persiapan patroli dengan polisi militer Rusia. BBC | DEUTSCHE WELLE| SUKMA LOPPIES

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus