Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah suaka marga satwa baru dibuka untuk umum di bekas pabrik bom nuklir di Colorado, Amerika Serikat.
Dilaporkan Associated Press, 17 September 2018, pesepeda dan pejalan kaki menjelajahi suaka marga satwa yang baru dibuka pada Sabtu 14 September, sementara seorang pengunjuk rasa dengan mengenakan masker gas membawa tanda peringatan tentang bahaya plutonium.
Baca: Tewas, Korban Pertama Radiasi Reaktor Nuklir Fukushima
Dinas Perikanan dan Margasatwa AS membuka gerbang Suaka Marga Satwa Nasional Rocky Flats di perimeter pabrik pemerintah yang digunakan dalam pengayaan plutonium untuk bom nuklir selama hampir empat puluh tahun.
Foto 11 Agustus 2017 menunjukkan tanda "dilarang masuk" yang dipasang di pagar yang mengelilingi bagian dari bekas pabrik senjata nuklir Rocky Flats dekat Denver. Rocky Flats dulunya adalah lokasi pabrik yang membuat plutonium untuk senjata nuklir. (AP Photo / Dan Elliott, File)
Berada di dataran 26 kilometer barat laut pusat kota Denver, suaka margasatwa ini adalah oasis langka padang rumputdengan beruang, rusa, burung elang, burung kicau, dan ratusan spesies lainnya. Suaka margasatwa menawarkan panorama luas kaki gunung Rocky dan gedung pencakar langit Denver.
"Anda bisa melihat pemandangan yang luar biasa ini," kata Jerry Jacka, yang menghabiskan dua jam bersepeda gunung di suaka margasatwa.
Baca: Perang Dingin, AS Ingin Serang Uni Soviet dan Cina dengan Nuklir
Jacka mengatakan dia tidak khawatir tentang keselamatannya, meskipun tuntutan hukum dan protes oleh orang-orang yang menganggap pemerintah belum menguji suaka marga satwa cukup teliti untuk memastikan orang-orang aman.
"Saya tidak percaya bahwa mereka menutupi semua jenis informasi tentang polutan dan unsur radioaktif dan material lain di tanah," kata Jacka.
Pemerintah membangun pabrik plutonium di Rocky Flats dari 1952 hingga 1989, namun rusak oleh kebakaran, kebocoran, dan tumpahan. Pabrik ditutup setelah investigasi karena pelanggaran lingkungan.
Stephen Parlato mengenakan masker gas di samping tanda peringatan tentang bahaya plutonium di Suaka Margasatwa Nasional Rocky Flats di luar Denver pada Sabtu, 15 September 2018. (AP Photo / Dan Elliott)
Departemen Energi AS, yang mengawasi pabrik itu, mengatakan menemukan 28 kilogram plutonium ada di saluran pembuangan bangunan.
Rockwell International, kontraktor yang kemudian mengoperasikan pabrik, didenda US$ 18,5 juta atau Rp 275 miliar setelah mengaku bersalah pada 1992 dengan dakwaan kesalahan penanganan bahan kimia dan radioaktif.
Kompleks senjata nuklir meliputi 5 kilometer persegi di tengah-tengah suaka margasatwa. Kemudian area ini dibersihkan dengan biaya US$ 7 miliar tetapi tetap terlarang bagi publik.
Zona penyangga seluas 21 kilometer persegi di sekitar lokasi pabrik diberikan kepada Dinas Perikanan dan Margasatwa AS untuk suaka marga satwa.
Sekitar 16 kilometer area yang menjadi suaka marga satwa terbuka untuk umum. Namun pengunjung diminta untuk tetap di jalan dan tidak berkeliling di padang rumput.
Jerry Jacka bersepeda di Rocky Flats National Wildlife Refuge di luar Denver pada Sabtu, 15 September 2018, hari pertama lokasi ini terbuka untuk umum. Tempat konservasi berada di dekat sebuah bekas pabrik pemerintah AS yang memproduksi plutonium untuk senjata nuklir. (AP Photo / Dan Elliott)
Pejabat kesehatan negara bagian dan federal mengatakan tempat itu aman, tetapi beberapa orang khawatir partikel-partikel plutonium yang luput dari pembersihan, masih tersisa di tanah suaka marga satwa, di mana pejalan kaki dan pesepeda bisa terpapar.
Setidaknya sekolah-sekolah di tujuh distrik daerah Denver melarang kunjungan lapangan sekolah ke suaka marga satwa.
Jika terhirup, plutonium dapat menempel di jaringan paru-paru, di mana ia dapat membunuh sel paru-paru dan menyebabkan penyakit paru-paru dan kanker, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit federal.
Sebuah tanda jalan di Suaka Margasatwa Nasional Rocky Flats di luar Denver pada Sabtu, 15 September 2018, hari pertama area ini terbuka untuk umum. (AP Photo / Dan Elliott)
Jon Simon, pesepeda lain yang mengendarai jalur suaka marga satwa mengatakan dia tidak khawatir akan keamanan kesehatannya terkait plutonium, tetapi khawatir bahwa anak-anak mungkin rentan.
"Saya tidak ingin mengajak anak saya ke sini setiap hari di pagi hari untuk berjalan pagi atau sesuatu seperti itu. Tapi saya cukup tua .... Itu bukan apa yang akan membuat saya," kata Simon.
Baca: Israel Diduga Pernah Uji Coba Senjata Nuklir di Samudra Hindia
Pembukaan ini adalah proses akhir pemeriksaan selama berbulan-bulan ketika Menteri Dalam Negeri, Ryan Zinke, yang mengawasi Departemen Perikanan dan Satwa Liar, mengatakan dia ingin menerima lebih banyak informasi tentang keselamatan, dampak plutonium bekas pabrik bom nuklir, namun satu jam kemudian, Departemen Dalam Negeri mengatakan tinjauan selesai dan suaka marga satwa dibuka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini