Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GEBRAKAN pertama Presiden Ronald Reagan tak tanggung-tanggung.
Ia baru saja mengajukan suatu rancangan pengurangan anggaran
belanja AS untuk tahun fiskal 1982, yang berlaku mulai Oktober
nanti. Satu di antara keputusannya yang sangat kontroversial
ialah pengurangan pajak pendapatan perorangan sebesar 10%.
Bagi negara sedang berkembang keputusan Reagan itu kurang
menggembirakan. Karena ia juga mengurangi bantuan luar negeri AS
lewat lembaga multilateral --seperti Bank Dunia dan Bank
Pembangunan Asia -- dan bantuannya secara bilateral.
Di depan Kongres (18 Februari), Reagan mengatakan bahwa bantuan
AS di masa datang akan diperhitungkan secara matang.
Pemerilltahnya terutama akan memperhitungkan sejauh mana bantuan
itu memenuhi kepentingan AS dan masyarakat internasional.
Namun keputusan Reagan mengurangi bantuan itu sebesar US$ 1,85
milyar dari keseluruhan US$ 8,07 milyar yang sudah dijanjikan
Presiden Carter, masih tergolong moderat. David Stockman,
Direktur Kantor Manajemen dan Budget, mengusulkan pengurangan
sebesar US$ 2,6 milyar. Sedang Menlu Alexander Haig mengusulkan
pengurangan sebesar US$ 1,07 milyar. Stockman dan Haig sangat
berselisih pendapat dalam hal bantuan luar negeri.
"Pengurangan mi bermaksud menjamin tujuan politik luar negeri AS
yang paling kritis berjalan secara efektif, tapi dengan biaya
yang rendah," kata Reagan. Dan rencana bantuan AS akan
dipotongnya terus sampai tahun 1986. Seorang pejabat AS
memperkirakan bahwa rencana Reagan ini akan jelas memukul
beberapa negara Asia yang selama ini menerima bantuan AS.
Selama ini penerima bantuan AS yang terbesar di Asia adalah
India, Bangladesh, Filipina, Indonesia dan Sri Langka. Dalam
rencana pemerintahan Carter semula, bantuan pangan yang dikenal
dengan nama PL-480 dan bantuan ekonomi lainnya pada tahun fiskal
1982 untuk India sebesar US$ 195 juta, Bangladesh US$ 120 juta,
Filipina US$ 90 juta, Indonesia US$ 75 juta dan Sri Langka US$
56 juta. Jumlah bantuan itu tentu saja akan berkurang dengan
adanya kebijaksanaan Reagan yang baru ini.
Buat beberapa negara seperti Filipina dan Korea Selatan, bantuan
AS mungkin tidak akan berkurang. Kedua negara ini dianggap vital
dalam kerangka pertahanan AS. Di Korea Selatan, misalnya AS
menempatkan sekitar 30.000 orang pasukannya. Sementara di
Filipina ada dua pangkalan militer AS. Sumber di Washington
mengemukakan bahwa satu paket bantuan militer dan ekonomi yang
dijanjikan Carter kepada Filipina sebesar US$ 500 juta pasti
akan dipenuhi Reagan sebagai imbalan terhadap penggunaan
pangkalan militer itu.
Berapa besar AS akan mengurangi bantuannya bagi setiap negara
masih belum jelas. Hal itu masih menunggu usul Reagan berikutnya
ke Kongres. Maret mendatang. Pengurangan ini diduga akan
menganggu program berbagai negara. Dan Bank Dunia tampaknya akan
sulit mencari dana pengganti.
Pengurangan anggaran 1982 ini diusulkan Reagan secara drastis,
suatu keberanian luar biasa. Tujuannya ialah mengerem inflasi
yang saat ini mencapai 12,4% setahun. Dan sekaligus Reagan
memenuhi janjinya pada masa kampanye, yaitu pemotongan pajak
pendapatan perorangan sebesar 10% untuk selama 3 tahun, supaya
roda ekonomi melaju kembali. Dengan kebijaksanaan baru ini ia
yakin bahwa inflasi hanya akan berkisar 6,2% pada tahun 1983.
Tapi di lain pihak Reagan, yang selama ini begitu khawatir akan
perkembangan militer Soviet, tak ragu-ragu memperbesar
pengeluaran bagi keperluan militer AS. Dalam rancangan APBN itu
ia mengajukan pembiayaan militer sebesar US$ 249,8 milyar. Atau
32% dari seluruh anggaran (US$ 695,5 milyar). Anggaran militer
yang diajukan Carter cuma 24% dari keseluruhannya. Memang Reagan
menepati lagi janjinya pada masa kampanye, yaitu memperkuat
militer AS.
Perdebatan dalam Kongres tampaknya akan seru menanggapi
kebijaksanaan Reagan ini. Walaupun Reagan memotong di sana-sini,
difisit APBN-nya diduga mencapai US$ 45 milyar, masih tinggi
sekali, untuk tahun 1982. Maka kritiknya menyangsikan bahwa
pemotongan pajak oleh Reagan akan berhasil menggairahkan kemhali
ekonomi AS. Tapi Reagan meramalkan defisit itu akan berkurang
secara berangsur hingga akan berimbang APBN-nya dalam tahun
1984.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo