Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Remaja Ukraina yang Dibawa ke Rusia secara Ilegal telah Kembali ke Negaranya

Bohdan Yermokhin, yang berulang tahun ke-18 pada Minggu, memohon kepada Zelensky untuk membantu membawanya kembali ke Ukraina.

20 November 2023 | 18.21 WIB

Bohdan Yermokhin, seorang remaja Ukraina yang dibawa ke Rusia dari kota Mariupol yang diduduki, berjabat tangan setelah tiba di Ukraina dari Belarus di perbatasan di Kortelisy, di tengah serangan Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, 19 November 2023. REUTERS/Thomas Peter Acquire
Perbesar
Bohdan Yermokhin, seorang remaja Ukraina yang dibawa ke Rusia dari kota Mariupol yang diduduki, berjabat tangan setelah tiba di Ukraina dari Belarus di perbatasan di Kortelisy, di tengah serangan Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, 19 November 2023. REUTERS/Thomas Peter Acquire

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -  Seorang remaja Ukraina yang dibawa ke Rusia dari kota Mariupol yang diduduki selama perang dan dilarang meninggalkan negara itu awal tahun ini kembali ke Ukraina pada Minggu, 19 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bohdan Yermokhin, yang berulang tahun ke-18 pada Minggu, memohon kepada Presiden Volodymyr Zelensky bulan ini untuk membantu membawanya kembali ke Ukraina. Pada Maret, ia mencoba meninggalkan Rusia menuju Ukraina melalui Belarusia, namun dihentikan dan dikirim kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya yakin saya akan berada di Ukraina, tapi tidak pada hari ini,” kata Yermokhin kepada Reuters sambil makan di pompa bensin setelah menyeberang ke Ukraina.

"Ini adalah hadiah yang sangat menyenangkan. Emosi ini  meluap-luap, semuanya baik-baik saja, dengan anggapan bahwa Ukraina membutuhkan saya."

Zelensky menyambut kembalinya Yermokhin dalam pidato video malamnya.

"Banyak upaya dilakukan untuk membantunya. Saya senang semuanya berhasil," katanya, sambil menyampaikan terima kasih kepada para pejabat Ukraina, organisasi internasional, dan khususnya Dana Anak-anak PBB, UNICEF, dan pihak berwenang di Qatar atas bantuannya dalam mediasi.

Ukraina mengatakan 20.000 anak telah dipindahkan secara ilegal ke Rusia sejak invasi pada 24 Februari 2022, dan beberapa di antaranya akan diadopsi. Kyiv mengatakan ini adalah kejahatan perang, tuduhan yang dibantah oleh Rusia, yang mengatakan mereka melindungi anak-anak di zona perang.

Yermokhin, seorang anak yatim piatu dari kota Mariupol di Ukraina yang ditangkap oleh pasukan Moskow pada tahun pertama perang, dibawa ke Rusia dan ditempatkan di keluarga angkat di wilayah Moskow.

Pada Minggu, koresponden Reuters di Kortelisy, sebuah desa di Ukraina dekat perbatasan dengan Belarusia, melihat Yermokhin dibawa ke Ukraina dari perbatasan dengan sebuah van. Ketika ditanya apakah dia senang bisa kembali ke Ukraina, Yermokhin menjawab "ya".

“Kami terus-menerus melakukan kontak dengan Bohdan dan dia sudah berada di Ukraina bersama sepupunya,” Andriy Yermak, kepala kantor kepresidenan, menulis melalui pesan Telegram, mengumumkan kepulangannya.

Wajib Militer

Mariam Lambert dari LSM Orphans Feeding Foundation di Belanda mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah bekerja sama dengan ombudsman hak asasi manusia Ukraina dan kantor Zelensky dalam memulangkan anak-anak yang dideportasi ke Rusia, termasuk Yermokhin, sejak Agustus.

Pengacaranya, Kateryna Bobrovska, mengatakan Yermokhin telah diminta untuk melapor ke kantor wajib militer di dekat Moskow bulan depan dan diperingatkan bahwa dia bisa wajib militer menjadi tentara Rusia.

Dalam sebuah pernyataan, komisaris anak-anak Rusia, Maria Lvova-Belova, mengatakan Yermokhin telah dipanggil untuk memperbarui pendaftaran militernya dan bahwa “semua warga Rusia seusianya menerima panggilan semacam itu.”

Lvova-Belova mengatakan Yermokhin meninggalkan Rusia pada Sabtu dengan pesawat menuju Minsk dalam perjalanan ke Ukraina dan bahwa dia telah bertemu dengan sepupunya di ibu kota Belarusia. Dia mengakui Yermokhin ingin bertemu kembali dengan kerabatnya.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag menerbitkan surat perintah penahanan untuk Presdien Vladimir Putin pada Maret, yang menuduh dia dan Lvova-Belova melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak dari Ukraina secara ilegal.

Kremlin mengatakan Moskow tidak mengakui yuridiksi ICC dan menolak tuduhan itu.

REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus