Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menghujani Kyiv, Lviv, dan kota-kota besar lainnya di seluruh Ukraina pada Kamis pagi, 9 Maret 2023. Pejabat Ukraina mengatakan serangan rangkaian rudal itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rusia meningkatkan serangannya ke seluruh Ukraina saat perang darat yang lamban berlarut-larut di timur. Sebanyak 81 rudal digunakan dalam serangan besar-besaran terhadap infrastruktur Ukraina, termasuk enam rudal balistik Kinzhal yang memiliki kemampuan untuk menghindari pertahanan udara Kyiv, menurut militer Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Kamis bahwa rentetan serangan rudal yang diluncurkannya adalah pembalasan atas "aksi teroris" yang diorganisir oleh Kyiv di wilayah Bryansk Rusia minggu lalu. “Menanggapi aksi teroris di wilayah Bryansk yang diorganisir oleh rezim Kyiv pada 2 Maret tahun ini, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia melakukan serangan balasan besar-besaran,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Senjata berbasis udara, laut, dan darat jarak jauh berpresisi tinggi, termasuk sistem rudal hipersonik Kinzhal, mengenai elemen kunci infrastruktur militer Ukraina, perusahaan kompleks industri militer, serta fasilitas energi yang melayani mereka,” kata kementerian tersebut. .
Pejabat keamanan Rusia mengklaim kelompok kecil bersenjata Ukraina pekan lalu melintasi perbatasan Rusia ke wilayah Bryansk selatan. Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan badan itu melakukan operasi menyusul "nasionalis bersenjata Ukraina yang melanggar perbatasan negara." Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan insiden itu sebagai "serangan teroris." Seorang pejabat setempat mengatakan dua warga sipil tewas.
Menurut Angkatan Udara Ukraina, serangan Rusia pada Kamis kemarin adalah serangan berskala besar untuk pertama kalinya. “Serangan itu benar-benar berskala besar dan untuk pertama kalinya menggunakan berbagai jenis rudal. Kami melihat kali ini sebanyak enam rudal Kinzhal digunakan. Ini adalah serangan yang saya tidak ingat pernah melihatnya sebelumnya,” kata Yurii Ihnat, juru bicara Komando Angkatan Udara Ukraina, di televisi Ukraina Kamis.
“Sejauh ini, kami tidak memiliki kemampuan untuk melawan senjata-senjata ini,” katanya. Selain Kinzhal, Rusia menembakkan enam rudal jelajah X-22.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Kamis malam, bahwa ini adalah saat yang sulit. “Musuh menembakkan 81 rudal dalam upaya untuk mengintimidasi Ukraina lagi, kembali ke taktik mereka yang menyedihkan. Penjajah hanya bisa meneror warga sipil. Hanya itu yang bisa mereka lakukan. Tapi itu tidak akan membantu mereka. Mereka tidak akan menghindari tanggung jawab atas semua yang telah mereka lakukan,” kata Zelensky.
Zelensky membuat daftar 10 wilayah di seluruh Ukraina yang terjadi serangan udara, termasuk Dnipro, Odesa, Kharkiv dan Zaporizhzhia. Dia mengatakan serangan Rusia mengenai infrastruktur penting dan bangunan tempat tinggal. “Sayangnya, ada yang terluka dan tewas. Belasungkawa saya untuk keluarga," ujarnya.
Rusia menggunakan rudal Kinzhal berkemampuan nuklir, yang digambarkannya sebagai senjata hipersonik, pada pekan pertama invasi tahun lalu. Semalam, sebanyak 11 orang tewas dan lebih dari 20 lainnya luka-luka, menurut informasi awal dari otoritas regional.
Di Kyiv, peringatan serangan udara berlangsung selama hampir 7 jam semalam hingga Kamis dan pemadaman listrik diterapkan sebagai tindakan pencegahan, kata otoritas regional. Di komunitas Zolochiv dekat Lviv, kebakaran terjadi ketika pecahan rudal Rusia ditembak jatuh, kata otoritas regional.
Api menghancurkan tiga bangunan tempat tinggal, dan tiga mobil. Puing-puing dibersihkan dan tim penyelamat sedang mencari korban tambahan pada Kamis pagi. Beberapa fasilitas infrastruktur dan bangunan lain terkena serangan di tempat lain di Ukraina.
REUTERS | CNN
Pilihan Editor: Eks PM Malaysia Muhyiddin Yassin Didakwa Korupsi Rp 795 M, Terancam 20 Tahun Penjara