Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Rusia Laporkan Ukraina Gunakan Bom Kotor ke PBB, Ini Reaksi Barat

Barat menuding Rusia sedang berusaha membawa perang Ukraina ke tahap berikutnya dengan melaporkan Ukraina sedang menyiapkan bom kotor ke PBB

26 Oktober 2022 | 09.30 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk mengerahkan pasukan cadangan bersama dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Wakil Komandan Pasukan Lintas Udara Anatoly Kontsevoy, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Kunjungan itu terjadi sehari setelah Putin meningkatkan pijakan perang Rusia dan menyatakan darurat militer di empat wilayah Ukraina. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS
Perbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk mengerahkan pasukan cadangan bersama dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Wakil Komandan Pasukan Lintas Udara Anatoly Kontsevoy, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Kunjungan itu terjadi sehari setelah Putin meningkatkan pijakan perang Rusia dan menyatakan darurat militer di empat wilayah Ukraina. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Barat menuding Rusia sedang berusaha membawa perang Ukraina ke tahap berikutnya dengan melaporkan Ukraina sedang menyiapkan bom kotor ke Dewan Keamanan PBB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Prancis, Inggris dan Amerika Serikat mengatakan tuduhan itu "benar-benar salah" dan Washington memperingatkan Rusia akan ada "konsekuensi berat" untuk setiap penggunaan nuklir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Rusia akan membuat kesalahan yang sangat serius jika menggunakan senjata nuklir taktis," kata Presiden AS Joe Biden pada hari Selasa, 25 Oktober 2022. "Saya tidak menjamin Anda bahwa itu adalah operasi bendera palsu, kami tidak tahu. Tapi itu akan menjadi kesalahan serius."

Wakil Duta Besar Inggris untuk PBB James Kariuki juga menilai Rusia tidak mempunyai bukti dengan tuduhannya. "Ini adalah kesalahan informasi murni Rusia dari jenis yang telah kita lihat berkali-kali sebelumnya dan itu harus dihentikan."

Moskow mengirim surat yang merinci tuduhan itu ke PBB pada hari Senin, 24 Oktober 2022, dan Rusia mengangkat masalah ini pada pertemuan tertutup dengan Dewan Keamanan PBB.

Dia mengatakan bukti itu ada dalam informasi intelijen yang telah dibagikan dengan rekan-rekan Barat dengan "tingkat izin yang diperlukan."

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Selasa mengulangi tuduhan Rusia dan mengatakan Barat bodoh untuk mengabaikan mereka.

Dengan pasukan Ukraina maju ke provinsi Kherson yang diduduki Rusia, mengancam kekalahan besar bagi Moskow. Para pejabat Rusia menelepon rekan-rekan Barat mereka pada hari Minggu dan Senin untuk mengungkapkan kecurigaan mereka.

Rusia menuduh pemerintah Kyiv memerintahkan dua organisasi untuk membuat bom kotor, alat peledak yang dicampur dengan bahan radioaktif, tanpa memberikan bukti apa pun.

PBB turun tangan

Barat curiga, kekalahan di medan tempur menjadi dasar tuduhan Rusia bahwa Ukraina telah menggunakan bom kotor, sehingga mereka punya alasan membalasnya dengan senjata nuklir. 

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan tujuan serangan bom kotor oleh Ukraina adalah menyalahkan Moskow atas kontaminasi radioaktif, yang katanya telah mulai dipersiapkan Rusia.

Sebagai tanggapan nyata terhadap tuduhan Moskow, pengawas nuklir PBB mengatakan sedang bersiap untuk mengirim inspektur ke dua situs Ukraina yang tidak dikenal atas permintaan Kyiv.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan kepada wartawan bahwa inspektur akan menerima akses penuh, dan dia meminta Moskow untuk menunjukkan transparansi yang sama seperti Ukraina.

Kantor berita negara Rusia RIA mengklaim mengidentifikasi dua tempat pembuatan bom kotor yakni Pabrik Pengayaan Mineral Timur di wilayah Dnipropetrovsk tengah dan Institut Penelitian Nuklir di Kyiv.

Presiden Vladimir Putin belum berbicara secara terbuka tentang tuduhan bom kotor tetapi pada hari Selasa mengatakan Rusia perlu merampingkan pengambilan keputusan dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk menyingkirkan tetangganya dari para ekstremis. Ukraina dan sekutunya menuduh Moskow melakukan perang tak beralasan untuk merebut wilayah.

Putin, berbicara pada pertemuan pertama dewan baru untuk mengelola pekerjaan pemerintah, mengatakan peningkatan koordinasi struktur dan wilayah pemerintah diperlukan.

Reuters

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus