Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin memeriksa prototipe pesawat tempur generasi kelima Sukhoi baru pada hari Selasa yang diluncurkan Rusia pada pameran udara MAKS 2021 dengan tujuan pasar ekspor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pesawat tempur itu, yang diberi nama proyek "Checkmate" (Skakmat), kemungkinan akan disebut-sebut sebagai saingan pesawat tempur siluman F-35 AS, kata Oleg Panteleyev, kepala badan analisis Aviaport, dikutip dari Reuters, 21 Juli 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pesawat tempur itu diperkirakan akan mengudara pada 2023 dengan gelombang pertama yang akan diproduksi pada 2026, kata Yury Slyusar, kepala United Aircraft Corporation.
Rusia berencana untuk memproduksi 300 pesawat selama 15 tahun setelah produksi serial dimulai, katanya.
"300 pesawat sedang dalam rencana bisnis. Kami berharap itu akan selesai dalam 15 tahun ke depan," kata Slyusar, seraya menambahkan bahwa rencana itu bertumpu pada analisis pasar, TASS melaporkan.
Rostec, konglomerat pertahanan dan kedirgantaraan negara Rusia, mengatakan pesawat itu sulit dideteksi dan akan memiliki biaya operasi yang rendah.
Kepala Rostec, Sergei Chemezov, mengatakan pesawat tempur itu akan dijual seharga US$25 juta hingga US$30 juta (Rp363 miliar hingga Rp436 miliar), kantor berita RIA melaporkan. Rusia mengharapkan permintaan dari negara-negara di Timur Tengah, kawasan Asia Pasifik dan Amerika Latin, katanya.
"Tujuan kami adalah menekan cost per flight hour serendah mungkin, agar irit tidak hanya membeli tapi juga mengoperasikannya," kata Slyusar.
Checkmate, jet tempur siluman generasi kelima Sukhoi baru terlihat saat upacara pembukaan pertunjukan udara MAKS-2021 di Zhukovsky, di luar Moskow, Rusia, 20 Juli 2021. [Sputnik/Alexei Nikolskyi/Kremlin via REUTERS]
Rusia telah berhasil memproduksi prototipe sistem senjata baru dalam beberapa tahun terakhir, tetapi terkadang kesulitan untuk beralih ke produksi serial.
Di bawah Putin, Rusia telah banyak berinvestasi dalam pesawat militer dan persenjataan baru, baik untuk angkatan bersenjatanya sendiri dan juga untuk meningkatkan pendapatan ekspor dari penjualan senjata. Banyak dari senjata barunya masih didasarkan pada teknologi era Soviet dari Perang Dingin.
Rusia sudah memiliki jet tempur generasi keempat, Sukhoi Su-27 kelas berat, dan Mikoyan MiG-29 kelas ringan. Rusia memiliki satu jet tempur generasi kelima kelas berat, Su-57, tetapi tidak ada yang setara dengan kelas ringan, kata Panteleyev.
"Jet tempur kelas ringan lebih diminati di dunia daripada kelas berat – mereka lebih murah dan lebih cocok untuk negara bagian yang tidak memiliki wilayah yang luas," katanya.
Pada tahun 2011, Rusia menggun
akan pertunjukan udara MAKS untuk mengungkap pesawat tempur siluman Sukhoi Su-57.
United Aircraft, yang merupakan bagian dari Rostec, memiliki pabrikan pesawat Sukhoi yang berasal dari era Soviet.
Jet tempur bermesin tunggal Sukhoi yang baru dapat membawa hingga lima rudal udara-ke-udara dari berbagai jangkauan, menurut Rostec.
"Pesawat jet ringan baru dapat membawa hingga lima rudal udara-ke-udara dari berbagai jangkauan dalam versi teratasnya," kata presentasi Rostec.
Mesin ini mampu membawa seluruh spektrum rudal dan bom generasi kelima. Selama presentasi, pesawat itu disertai dengan rudal tiruan RVV-MD, RVV-SD dan H-59MK.
Pesawat tempur generasi kelima Sukhoi yang baru ini dapat beroperasi dalam sistem tempur jaringan dan bertindak sebagai bagian dari kelompok pesawat berawak dan tak berawak, kata kepala desainer Checkmate Mikhail Strelets mengatakan kepada TASS.
REUTERS | TASS