Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sebuah Harapan bagi Kasus Anwar?

Kesaksian di pengadilan menunjukkan memang ada konspirasi politik untuk mencoreng nama baik Anwar Ibrahim. Siapa Daim Zainuddin?

9 November 1998 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada pesta wartawan internasional di Kuala Lumpur pekan depan. "Pesta resmi" itu bernama APEC. "Pesta tidak resmi"-nya adalah peradilan bekas wakil perdana menteri Anwar Ibrahim. Untuk yang belakangan ini, pemerintah Malaysia memberlakukan izin khusus. Inilah cara pemerintah Mahathir mempersulit wartawan asing meliput persidangan kasus Anwar, karena pers asing selama ini dinilai hanya menjelek-jelekkan Mahathir. Tapi siapa tahu, namanya wartawan, yang mendapat izin APEC bisa juga meliput peristiwa yang dianggap "lokal" itu menjadi berita internasional.

Bayangkan saja, bahkan pengamat internasional--termasuk pengacara Indonesia--dilarang masuk ke ruang pengadilan pada sidang pertama Senin pekan lalu. Alasannya, kapasitas ruang hanya cukup untuk 50 orang. Hingga saat ini pengacara Anwar tak mendapat izin menemuinya di Penjara Sungai Buloh. Padahal Anwar menghadapi ancaman penjara maksimum 20 tahun. Itulah sebabnya, sejak awal tim pengacara Anwar sudah yakin kliennya tak akan mendapat peradilan yang jujur. Jajak pendapat terbaru di Malaysia juga menyebutkan: 8 dari 10 orang rakyat Malaysia tak mempercayai proses peradilan ini.

Meski demikian, proses peradilan itu mulai melahirkan kejutan kecil lewat saksi pertama yang diajukan Jaksa Abdul Gani Petail, untuk membuktikan empat tuduhan terhadap Anwar. Tuduhan ini dikategorikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan ketika Anwar menjabat wakil perdana menteri. Yaitu dengan memaksa Mohammed Said Awang, bekas kepala cabang khusus Unit Intelijen Kepolisian Malaysia--dan wakilnya Amir Junus--agar mengubah pengakuan Ummi Hasilda Ali dan Azizan Abubakar. Adapun menurut versi jaksa, Ummi Hasilda Ali semula mengaku bahwa kakak iparnya berzina dengan Anwar dan Azizan Abubakar, bekas sopir pribadi Anwar, yang mengaku terlibat sodomi dengan Anwar. Karena Anwar masih berkuasa, masih menurut versi jaksa, pengakuan kedua orang ini diputarbalikkan.

Tapi fakta sebaliknya justru muncul dari dokumen polisi, yaitu sebuah laporan tertulis untuk Perdana Menteri Mahathir. Dokumen inilah yang dibacakan Mohamed Said Awang pada persidangan Rabu pekan lalu. Dalam laporan itu disebutkan bahwa tuduhan terhadap Anwar tidak memiliki bukti apa pun dan rangkaian kejadiannya sengaja direkayasa. Lebih jauh lagi Awang mengakui ada konspirasi politik di antara menteri-menteri kabinet Mahathir untuk mendepak Anwar Ibrahim. "Ada indikasi bahwa sekelompok orang tertentu berencana dan memainkan peran di belakang layar untuk mendesak Ummi dan Azizan guna mencemarkan nama Anwar," ujar Awang. Ia menyebut nama Daim Zainuddin, penasihat ekonomi Mahathir yang telah berkomplot dengan Ummi untuk membuktikan perzinaan Anwar. "Saya tidak mengingkari hal itu (konspirasi)," ujar Awang menjawab pernyataan Christopher Fernando, pengacara Anwar.

Laporan polisi tersebut cukup mengejutkan karena dapat mengarah pada pembuktian kebenaran tuduhan Anwar selama ini: ada sebuah konspirasi tingkat tinggi untuk menyingkirkan Anwar sebagai anak emas Mahathir Mohamad.

Lalu, siapakah Daim Zainuddin itu? Ia dikenal sebagai kawan lama dan sekutu terpercaya Mahathir. Daim pernah menjabat pos menteri keuangan pada 1984-1991 dan berhasil membantu Malaysia bertahan menghadapi resesi pada tahun1980-an. Tapi setelah itu Anwar Ibrahim menggantikan kedudukannya. Ketika konflik Mahathir vs. Anwar semakin mekar, Mahathir memulihkan martabat Daim dengan mengangkatnya sebagai menteri urusan khusus pada Juni lalu. Tindakan Mahathir ini dinilai sebagai tamparan terhadap Anwar, yang dianggap mulai bermain politik dengan jabatannya.

Selepas pemecatan Anwar dari kursi wakil perdana menteri dan menteri keuangan pada 2 September lalu, Daim sepenuhnya menjadi the new golden boy Mahathir Mohamad. Ia dikukuhkan sebagai direktur pelaksana Dewan Aksi Ekonomi Nasional, lembaga yang dibentuk untuk menangani krisis ekonomi Malaysia lewat kebijakan Rencana Pemulihan Ekonomi Nasional.

Betulkah dugaan konspirasi itu? Sangat mungkin Daim mengincar kursi timbalan perdana menteri yang masih kosong hingga sekarang, sementara Mahathir berambisi menyelesaikan tugasnya membawa Malaysia lepas dari krisis moneter dan ekonomi. Kedua tokoh ini hanya punya satu musuh: Anwar Ibrahim. Maka tim pengacara Anwar sekarang berusaha mempertajam fakta awal ini lewat pengungkapan dokumen polisi lainnya. Celakanya, dokumen itu bersifat rahasia. Dokumen tersebut hanya bisa dibuka atas perintah Hakim Agustine Paul. Tapi paling tidak kesaksian itu bisa menjadi sebuah titik cahaya kecil di ujung terowongan yang panjang. Untuk mencapai seluruh pengungkapan kebenaran itu, Malaysia membutuhkan sebuah peradilan yang jujur.

R. Fadjri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus