Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEOUL – Korea Utara meluncurkan uji coba kedua peluru kendali atau rudal jarak pendek dalam kurun kurang dari sepekan. Misil-misil tersebut mengarah ke timur laut Semenanjung Korea dan dilaporkan ditembakkan dari barat laut Kota Kusong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yonhap, mengutip Korean Central News Agency (KCNA), kantor berita Korea Utara, melansir bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengetahui rencana latihan peluncuran rudal tersebut. Kim bahkan memerintahkan militernya meningkatkan kemampuan serangan. "Latihan serangan itu dirancang untuk memeriksa kemampuan reaksi cepat dari unit-unit pertahanan. Latihan ini menunjukkan kekuatan unit-unit yang sepenuhnya siap untuk melakukan operasi dan pertempuran dengan mahir," demikian KCNA, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Uji coba dua rudal jarak pendek ini dilakukan kurang dari seminggu setelah Korea Utara melakukan uji coba beberapa sistem senjata baru pada Sabtu lalu. Uji coba rudal ini merupakan yang pertama kali sejak November 2017 ketika Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM). Uji coba dua rudal jarak pendek ini dilaporkan terjadi beberapa jam setelah utusan Amerika Serikat untuk Korea Utara, Stephen Biegun, mengunjungi Korea Selatan untuk membahas kerja sama mengenai denuklirisasi Pyongyang.
KCNA tidak merinci serangan dua rudal jarak pendek tersebut. Namun militer Korea Selatan mengatakan Pyongyang diyakini meluncurkan dua rudal jarak pendek dari wilayah barat lautnya ke Laut Timur, yang masing-masing menjelajah 420 kilometer dan 270 kilometer.
Amerika mengkonfirmasi bahwa yang diluncurkan pada Kamis lalu itu adalah rudal balistik dengan daya jelajah lebih dari 300 kilometer. Para analis mengatakan Korea Utara berusaha meningkatkan tekanan terhadap Amerika lantaran gagalnya kesepakatan pertemuan kedua di Hanoi, Vietnam, dan upaya mencabut sanksi terhadap Pyongyang.
Kim pada bulan lalu mendesak Washington mengubah sikap kerasnya dalam perundingan denuklirisasi, dengan mengatakan akan menunggu "keputusan berani" sampai akhir tahun ini. "Kim menekankan perlunya untuk lebih meningkatkan kemampuan unit pertahanan di daerah terdepan dan di front barat untuk melakukan tugas tempur dan menjaga postur tempur penuh untuk mengatasi keadaan darurat," demikian KCNA.
Pyongyang beralasan bahwa peluncuran rudal adalah latihan "rutin" dan "pertahanan diri" yang tidak dimaksudkan sebagai provokasi. Korea Utara, menurut KCNA, menilai perdamaian dan keamanan sejati negara hanya dijamin oleh kekuatan fisik yang mampu mempertahankan kedaulatannya. Choson Sinbon, surat kabar pro-Korea Utara, memperingatkan bahwa konfrontasi nuklir di Semenanjung Korea dapat berkobar lagi jika Amerika melewatkan peluang untuk negosiasi dengan Pyongyang.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa uji coba rudal itu kemungkinan reaksi terhadap gagalnya KTT Hanoi. Meski begitu, dia berharap Korea Utara tetap melanjutkan perundingan. Presiden Amerika Donald Trump maupun Presiden Moon menilai uji coba rudal terbaru tidak akan banyak membantu, tapi jangan menghentikan dialog.
"Saya tahu mereka ingin bernegosiasi, mereka berbicara tentang negosiasi. Tapi saya pikir mereka tidak siap untuk bernegosiasi," ujar Trump. "Tidak ada yang senang tentang hal itu." Biegun, selama pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha, mengatakan bahwa pintu masih terbuka bagi Korea Utara untuk kembali ke meja perundingan.
Sejumlah analis mengatakan rudal itu memiliki kemiripan dengan Iskander yang dirancang oleh Rusia. Iskander adalah rudal balistik berkemampuan nuklir jarak pendek yang berada di gudang senjata Rusia selama lebih dari satu dekade. "Ada sidik jari teknologi Rusia," kata Marcus Schiller, ahli rudal Korea Utara yang berbasis di Jerman.
Rudal Iskander menjadi bagian dari gudang senjata Rusia sejak 2006. Versi Iskander-M yang digunakan militer Rusia panjangnya lebih dari 7 meter. Berat sekitar 4.000 kilogram dengan daya jelajah 400-500 kilometer.
Belum ada komentar dari Rusia terkait dengan hal ini. Meski begitu, Rusia pertama kali menguji Iskander dalam pertempuran pada 2008 melawan Georgia. Sejak awal, Rusia telah melihat rudal Iskander sebagai potensi ekspor.
REUTERS | ASSOCIATED PRESS | BBC | YONHAP
Ditangkap di Indonesia, Disita Amerika
AMERIKA Serikat menahan kapal kargo milik Korea Utara, The Wise Honest, dengan tuduhan melanggar sanksi internasional. Departemen kehakiman Amerika mengatakan kapal itu diduga digunakan untuk mengangkut batu bara yang merupakan komoditas ekspor terbesar Korea Utara.
Voice of America melaporkan, kapal itu pertama kali pernah ditangkap otoritas maritim di Indonesia pada April 2018. Amerika kemudian mengajukan surat perintah penyitaan tiga bulan kemudian. Indonesia telah menyerahkan kapal itu, dan sekarang sedang dalam perjalanan ke Amerika.
Para pejabat Amerika menekankan, pengumuman itu tidak ada hubungannya dengan uji coba nuklir Korea Utara. "Kami menemukan skema bahwa Korea Utara mengekspor berton-ton batu bara bermutu tinggi ke pembeli asing dengan menyembunyikan asal kapal mereka, The Wise Honest," ujar jaksa penuntut Amerika, Geoffrey S. Berman.
"Skema ini tidak hanya memungkinkan Korea Utara untuk menghindari sanksi, tapi juga digunakan untuk mengimpor alat berat ke Korea Utara, membantu memperluas kemampuan Korea Utara dan melanjutkan siklus penghindaran sanksi."
Menurut pemantau pelanggar sanksi PBB, kapal tersebut diketahui mengangkut 25 ribu ton batu bara bernilai US$ 3 juta saat ditangkap. Dilansir CBS News, Wise Honest dengan panjang 581 kaki (180 meter) mengangkut batu bara Korea Utara ke Cina, Rusia, dan negara-negara lain. Penjualan itu menghasilkan dana yang dibutuhkan untuk program senjata nuklirnya. Mereka juga mengirimkan alat berat ke Korea Utara. Kapal tersebut diduga dimiliki anak usaha dari perusahaan pelayaran Korea Utara yang dikendalikan oleh militer negara itu. Meski tidak disebutkan nama perusahaan itu, diyakini masuk daftar sanksi Departemen Keuangan Amerika.
Belum ada tanggapan dari Korea Utara perihal disitanya kapal tersebut. Namun, dilansir Reuters, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, memerintahkan militernya untuk meningkatkan kemampuan serangannya dengan uji coba rudal. Berita tentang seruan "postur tempur lengkap" oleh Kim mengikuti pengumuman Amerika bahwa mereka telah menyita kapal kargo Korea Utara karena membawa batu bara yang diduga ilegal.
BBC | CBS NEWS | SUKMA LOPPIES
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo