Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GOMA - Setidaknya 14 warga sipil tewas pada akhir pekan lalu akibat serangan kelompok pemberontak di Kota Beni, di kawasan timur Republik Demokratik Kongo. Pejabat setempat mengingatkan, kerusuhan tersebut dapat menghambat upaya menekan meluasnya epidemi ebola di daerah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kelompok gerilyawan yang diyakini sebagai kelompok pasukan demokratis sekutu atau Allied Democratic Forces, kelompok Islam di Uganda yang aktif di Kongo timur, bentrok dengan pasukan Kongo di Beni," ujar pemimpin masyarakat sipil setempat, Kizito Bin Hangi, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beni adalah kota yang terletak di timur Kongo dan dihuni beberapa ratus ribu penduduk. "Beni tidak bisa dikendalikan. Beberapa serangan yang terjadi di kota itu membuat warga marah namun juga takut," ujar dia. Selain korban jiwa, menurut Bin Hangi, puluhan warga sipil terluka ketika melarikan diri dari serangan tersebut.
Serangan tersebut terjadi pada Sabtu malam dan berlangsung hingga tengah malam. Belum ada keterangan resmi dari militer Kongo perihal serangan itu. Seorang juru bicara tentara menolak berkomentar.
Serangan itu menjadi tantangan bagi pemerintah dan organisasi kesehatan dalam menanggulangi wabah ebola di Kongo. Kawasan tersebut sering bergejolak dan menimbulkan ketidakstabilan bertahun-tahun yang merusak kepercayaan penduduk setempat terhadap otoritas setempat. "Kekerasan akan berdampak besar pada seluruh upaya menanggulangi wabah ebola," ujar seorang pejabat kesehatan masyarakat setempat.
Wabah penyakit ebola kembali menyebar, tepatnya di Republik Demokratik Kongo. Kementerian Kesehatan Kongo pada akhir pekan lalu mengatakan ada 116 kasus yang dikonfirmasi, termasuk 68 kematian. Wabah ebola diumumkan pada 1 Agustus dan lebih dari 10 ribu orang telah divaksinasi.
Pemantauan dan penanganan wabah ebola juga dilakukan di perbatasan dengan Uganda. Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) menyebut kawasan di perbatasan "berisiko tinggi". REUTERS | CGTN | CNN | SUKMA LOPPIES
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo