Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Serangan Udara Israel di Rafah Menewaskan 35 Orang

Meski ICJ sudah memerintahkan Tel Aviv menghentikan serangan ke Rafah, namun Israel tak peduli.

27 Mei 2024 | 17.15 WIB

Asap mengepul selama serangan udara Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 Mei 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Perbesar
Asap mengepul selama serangan udara Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 Mei 2024. REUTERS/Mohammed Salem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas kesehatan Palestina dan layanan darurat sipil mengungkap serangan udara Israel di Kota rafah menewaskan setidaknya 35 orang dan melukai puluhan orang. Militer Israel beralasan Angkatan Udara Israel menyerang komplek Hamas di Rafah dan serangan itu dilakukan dengan amunisi yang tepat berdasarkan data intelijen. Israel menyalahkan kepala Hamas untuk Tepi Barat dan pejabat tinggi lainnya dibalik serangan mematikan Israel ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“IDF (pasukan Israel) mengetahui ada sejumlah laporan yang mengindikasikan dampak serangan dan api yang membakar sejumlah warga sipil di area yang terkena serangan. Insiden ini sedang dievaluasi,” demikian keterangan militer Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza yang dikendalikan Hamas, Ashraf Al-Qidra, mengatakan ada 35 orang tewas dan puluhan orang lainnya yang sebagian besar perempuan dan anak-anak mengalami luka-luka akibat serangan. Serangan Israel tersebut persisnya terjadi di Tel al-Sultan di bagian barat Rafah, di mana ada ribuan orang berlindung di sana setelah melarikan diri dari area timur Rafah, di mana Israel mulai melancarkan serangan darat yang intensif lebih dari dua pekan lalu.  

Komite palang merah internasional mengatakan halaman rumah sakit di Rafah menerima banyak korban jiwa, begitu pula rumah sakit lainnya yang menerima pasien dalam jumlah yang banyak. Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri menggambarkan serangan Rafah sebagai sebuah pembantaian, yang menuntut pertanggung jawaban dari Amerika Serikat karena membantu mengucurkan bantuan senjata dan uang ke Negeri Bintang Daud.           

“Serangan udara Israel membakar tenda-tenda, membuat tenda meleleh dan tubuh orang-orang yang berlindung dalam tenda itu ikut meleleh,” kata seorang saksi mata yang tiba di rumah sakit Kuwaiti di Rafah.   

Pada Minggu pagi, 26 Mei 2024, militer Israel mengatakan ada delapan rudal yang melintasi wilayah Rafah yang terletak di selatan Jalur Gaza, di mana Israel meningkatkan operasi militernya meskipun putusan Mahkamah Internasional (ICJ) pada Jumat, 24 Mei 2024, memerintahkan agar Tel Aviv segera menghentikan serangannya ke Rafah. Ada beberapa rudal yang berhasil dicegat, namun belum ada laporan korban jiwa. 

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus