Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Skandal Cuci Uang di Danske Bank

Inggris turut menyelidiki perusahaan yang terkait dengan Danske Bank.

24 September 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOPENHAGEN - David Helgason, pengusaha Islandia, salah seorang pendiri perusahaan rintisan di Denmark, merasa jengkel. Pendiri Unity Technologies, grup video game yang dilaporkan beraset US$ 2,6 miliar (Rp 39 triliun) itu, pekan lalu memutuskan memindahkan rekening banknya dari Danske Bank.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, skandal pencucian uang yang menjerat Danske bisa membuat citranya rusak. "Manajemen seharusnya tidak hanya memastikan bahwa bisnis mereka mengikuti hukum, tapi juga memastikan setiap tindakan yang dilakukan. Tapi ini gagal sehingga kami, sebagai pelanggan Anda, perlu menarik konsekuensinya," demikian tulisan Helgason lewat surat terbuka di Facebook.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah investor dalam tiga hari selama sepekan lalu terpaksa memelototi perkembangan saham Danske Bank karena terus menurun. Seperti dilansir Guardian, skandal Danske melibatkan 32 mata uang, perusahaan dari Siprus, serta Kepulauan Virgin Britania Raya dan Seychelles. Pelanggan cabang Estonia telah dilacak ke Rusia, Azerbaijan, dan Ukraina.

Sejak 2013, seorang pengungkap aib memperingatkan manajemen Danske Bank akan adanya dugaan pencucian uang. Danske pindah ke Estonia pada 2007 ketika membeli Sampo, bank terbesar ketiga Finlandia. Estonia, Latvia, dan Lithuania memposisikan diri sebagai pintu gerbang potensial untuk uang antara bekas Uni Soviet dan Uni Eropa.

Laporan setebal 87 halaman, yang dibuat untuk Danske oleh firma hukum independen, Bruun dan Hjejle, serta laporan Otoritas Pengawas Keuangan Denmark (FSA) menguraikan dugaan nama-nama klien mencurigakan dari bank tersebut. Laporan Bruun dan Hjejle membuat referensi sekilas terhadap nama yang mencolok: keluarga Putin. Bruun dan Hjejle juga merujuk ke laporan surat kabar Denmark, Berlingske, bahwa Igor Putin, pengusaha dan sepupu Presiden Rusia, dan sejumlah rekannya, merupakan orang-orang yang dicurigai telah melakukan transaksi melalui rekening Estonia-nya.

Investigasi internal oleh FSA Denmark, pada 2013, juga mencatat adanya 15 ribu pemilik rekening dengan karakteristik bukan penduduk setempat. Total disebutkan, 15 ribu pemilik rekening di Danske Bank melakukan sekitar 9,5 juta transaksi, dengan total uang mengalir sekitar 200 miliar euro atau US$ 234 miliar (Rp 34,8 triliun). Badan Anti-Kejahatan Nasional Inggris atau National Crime Agency (NCA) mengatakan membuka penyelidikan kriminal terhadap perusahaan yang terdaftar di London dengan tautan ke Danske Bank.

Direktur Utama Danske Bank, Thomas Borgen, memilih mundur setelah terungkapnya skandal ini. Ole Andersen, Ketua Danske, dalam pernyataan kepada Financial Times mengatakan masalah ini tengah ditangani secara serius. Ihwal dugaan pola transaksi yang mencurigakan, Danske mengatakan tidak ada keraguan bahwa lembaganya berupaya mencegah bank cabang di Estonia digunakan untuk pencucian uang. "Temuan ini sangat disesalkan, tapi kami tidak diizinkan mengomentarinya."

Adapun Putin belum menanggapi komentar dari Berlingske. Meski begitu, dalam sebuah surat yang ditulis pada 2014, Putin mengatakan bahwa sistem perbankan Rusia harus direhabilitasi dari bank-bank bermasalah yang dipimpin orang-orang yang meragukan.

Alexander Grigoriev dan Alexei Kulikov saat ini berada di penjara. Grigoriev diduga mendalangi skema pencucian uang besar lainnya yang dijuluki Global Laundromat dan ditangkap pada 2015. Kulikov dipenjara pada 2016 atas masalah yang berbeda. Pada April 2015, bank sentral Rusia mencabut lisensi Promsberbank. Kulikov belum membalas surat yang dikirim kepadanya di penjara untuk dimintai komentar. FT | GUARDIAN | REUTERS | SOTT.NET | SUKMA LOPPIES


Skandal Laundromat Rp 34,8 Triliun

Sejumlah perusahaan cangkang, yang sebagian besar terdaftar di London, tengah diselidiki atas dugaan pencucian uang senilai 200 miliar euro (Rp 34,8 triliun). Dana itu diduga dana "kriminal" asal Rusia melalui sebuah bank cabang Estonia, bank terbesar di Denmark Danske mengakuisisi Sampo Bank di Estonia pada 2006.

2007-15
Dana senilai 200 miliar euro mengalir melalui 15 ribu pemilik rekening non-penduduk di Danske Bank Estonia.

2013
Rekening di bank Britania Raya--dan perusahaan mitra atau LLP--terdaftar di Skotlandia. Ini dimiliki perusahaan yang berbasis di Kepulauan Marshall, Kepulauan Virgin Inggris, Belize, Hong Kong, dan Siprus. Sebanyak 1.100 rekening diambil alih melalui Rusia.

2013
Whistleblower (pengungkap aib) mengatakan agar waspada karena ada dugaan Danske Bank Estonia dipakai untuk melakukan pencucian uang sejak 2007.

2018
Investigasi internal oleh Danske menemukan bahwa 177 rekening di cabang Estonia menerima pembayaran dari 21 LLP yang terkait dengan skandal Laundromat.

Skandal Laundromat:
Promsberbank Rusia membeli blok besar saham-saham blue-chip Rusia di Moskow menggunakan rubel. Perusahaan-perusahaan cangkang secara bersamaan menjual saham yang sama dalam jumlah yang sama di London.

Hasil dikirim ke Estonia

Igor Putin
Anggota Dewan Promosbank dan sepupu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Alexander Grigoriev
Anggota Dewan Promsberbank, terkait dengan agen mata-mata FSB.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus