Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Tinggi Spanyol, Selasa, 23 April 2024, membuka kembali penyelidikan atas penggunaan perangkat lunak Pegasus milik perusahaan intelijen siber Israel, NSO Group, untuk memata-matai Perdana Menteri Pedro Sanchez dan politisi Spanyol lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Para penyelidik akan berbagi informasi dengan Prancis, di mana para politisi dan tokoh lainnya juga menjadi sasaran. Penyelidikan bertujuan untuk mengetahui siapa dalang dibalik pengintaian tersebut. Belum ada seorang pun yang dituduh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada 2022, pemerintah mengatakan perangkat lunak dari NSO Group digunakan untuk memata-matai para menteri, sehingga memicu krisis politik di Spanyol yang menyebabkan pengunduran diri kepala mata-matanya.
Pemerintah tidak merinci apakah kelompok asing atau Spanyol diduga berada di balik spionase tersebut.
Pengadilan Tinggi mulai menyelidiki masalah ini namun membatalkan kasus tersebut tahun lalu setelah mengatakan pihak berwenang Israel tidak bekerja sama.
Namun Hakim Jose Luis Calama memutuskan untuk membuka kembali penyelidikannya setelah Prancis mengiriminya rincian penyelidikannya sendiri mengenai penggunaan perangkat lunak Pegasus untuk memata-matai ponsel milik reporter, pengacara dan tokoh masyarakat serta anggota pemerintah dan politisi Prancis pada 2021.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengganti ponsel dan nomor teleponnya sehubungan dengan kasus Pegasus spyware.
Calama mengatakan pada Selasa bahwa membandingkan temuan Spanyol dengan data teknis yang dikirimkan Prancis dapat membantu memajukan kasus ini.
Hakim memerintahkan analisis ahli untuk melintasi elemen teknis yang dikumpulkan dalam penyelidikan Prancis dan Spanyol dan untuk menentukan siapa pelaku serangan dunia maya tersebut.
Calama mengatakan dia mengharapkan pertukaran informasi yang lebih luas dengan pihak berwenang Prancis setelah analisis selesai.
“Semua ini akan memungkinkan tindakan bersama dan terkoordinasi oleh otoritas peradilan Prancis dan Spanyol untuk menentukan siapa pelaku serangan yang dilakukan melalui program mata-mata Pegasus di Prancis dan Spanyol,” katanya.
REUTERS