Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Tak Ada Pemenang, Pilpres Iran Putaran Kedua Digelar 5 Juli

Iran akan mengadakan pemilihan presiden putaran kedua pada 5 Juli 2024, setelah tidak ada satu pun kandidat yang memperoleh lebih dari 50% suara

29 Juni 2024 | 16.46 WIB

Kandidat presisen Iran Masoud Pezeshkian. REUTERS
Perbesar
Kandidat presisen Iran Masoud Pezeshkian. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Iran akan mengadakan pemilihan presiden putaran kedua pada 5 Juli 2024, setelah tidak ada satu pun kandidat teratas yang memperoleh lebih dari 50% suara dalam pemilihan Jumat. Hal ini diungkapkan kementerian dalam negeri Iran pada Sabtu 29 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tokoh moderat yang tidak mencolok dan anak didik pemimpin tertinggi Iran bersaing ketat dalam penghitungan suara, dalam pemilihan presiden mendadak akibat kematian Ebrahim Raisi akibat kecelakaan helikopter bulan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pilpres ini ditandai oleh apatisme pemilih karena kesulitan ekonomi dan pembatasan sosial.

Lebih dari 14 juta suara telah dihitung sejauh ini dari pemungutan suara pada Jumat, di mana satu-satunya kandidat moderat Massoud Pezeshkian memenangkan lebih dari 5,9 juta suara. Sementara rival terkuatnya, negosiator nuklir Saeed Jalili meraup lebih dari 5,5 juta, hasil sementara oleh kementerian dalam negeri menunjukkan.

"Berdasarkan laporan yang belum dikonfirmasi, pemilihan umum kemungkinan besar akan berlanjut ke putaran kedua ... Jalili dan Pezeshkian akan bersaing dalam pemilihan putaran kedua," Tasnim melaporkan.

Beberapa orang dalam mengatakan jumlah pemilih sekitar 40 persen, lebih rendah dari yang diharapkan oleh para pemimpin ulama Iran. Sementara para saksi mengatakan bahwa tempat pemungutan suara di Teheran dan beberapa kota lain tidak ramai.

Kantor berita Tasnim Iran mengatakan pemilihan putaran kedua "sangat mungkin". Jika tidak ada kandidat yang menang sedikitnya 50 persen ditambah satu suara dari semua surat suara yang diberikan—termasuk suara kosong—putaran kedua antara dua kandidat teratas diadakan pada Jumat pertama setelah hasil diumumkan.

Pemilihan tersebut bertepatan dengan meningkatnya ketegangan regional akibat perang antara Israel dan sekutu Iran, Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon. Serta meningkatnya tekanan Barat terhadap Iran atas program nuklirnya yang berkembang pesat.

Meskipun pilpres tersebut tidak mungkin membawa perubahan besar dalam kebijakan Republik Islam, hasilnya dapat memengaruhi suksesi Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran yang berusia 85 tahun, yang berkuasa sejak 1989.

Para ulama Iran berupaya meningkatkan jumlah pemilih untuk mengimbangi krisis legitimasi yang dipicu oleh ketidakpuasan publik atas kesulitan ekonomi dan pembatasan kebebasan politik dan sosial.

Presiden berikutnya diperkirakan tidak akan membawa perubahan besar dalam kebijakan terkait program nuklir Iran atau dukungan bagi kelompok milisi di seluruh Timur Tengah, karena Khamenei memegang kendali penuh atas masalah-masalah penting negara.

Namun, presiden menjalankan pemerintahan sehari-hari dan dapat memengaruhi nada kebijakan dalam dan luar negeri Iran.

Pandangan Pezeshkian sangat berbeda dengan pandangan Jalili, yang menganjurkan persahabatan dengan Barat, reformasi ekonomi, liberalisasi sosial, dan pluralisme politik. Seorang yang sangat anti-Barat, kemenangan Jalili akan menandakan tiadanya kemungkinan perubahan dalam kebijakan dalam dan luar negeri Republik Islam, kata para analis.

PILIHAN TERBATAS

Pilpres tersebut merupakan kontes antara kelompok yang dikontrol ketat yang terdiri atas tiga kandidat garis keras dan satu kandidat moderat yang tidak menonjol dan loyal kepada pemimpin tertinggi. Badan pengawas garis keras hanya menyetujui enam dari kelompok awal yang berjumlah 80 orang dan dua kandidat garis keras kemudian mengundurkan diri.

Pengkritik lembaga ulama mengatakan bahwa jumlah pemilih yang rendah dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan legitimasi sistem tersebut telah terkikis. Jumlah pemilih adalah 48 persen dalam pemilihan presiden pada 2021 dan rekor terendah 41 persen orang yang memberikan suara dalam pemilihan parlemen pada Maret.

Semua kandidat telah berjanji untuk menghidupkan kembali ekonomi yang sedang lesu, yang dilanda salah urus, korupsi negara, dan sanksi yang diberlakukan kembali sejak 2018, setelah Amerika Serikat membatalkan pakta nuklir Teheran.

“Saya pikir Jalili adalah satu-satunya kandidat yang mengangkat isu keadilan, memberantas korupsi, dan menghargai orang miskin. ... Yang terpenting, dia tidak mengaitkan kebijakan luar negeri Iran dengan kesepakatan nuklir,” kata Farzan, seorang seniman berusia 45 tahun di kota Karaj.

PEMILIH YANG TERBAGI

Pezeshkian, yang setia pada pemerintahan teokratis Iran, didukung oleh faksi reformis yang sebagian besar telah dikesampingkan di Iran dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami akan menghormati hukum jilbab, tetapi tidak boleh ada perilaku yang mengganggu atau tidak manusiawi terhadap wanita," kata Pezeshkian setelah memberikan suaranya.

Ia merujuk pada kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda Kurdi, pada 2022 saat berada dalam tahanan polisi moralitas karena diduga melanggar aturan berpakaian Islam yang wajib.

Kerusuhan yang dipicu oleh kematian Amini berubah menjadi pertunjukan oposisi terbesar terhadap para pemimpin ulama Iran dalam beberapa tahun terakhir.

Pezeshkian berusaha menghidupkan kembali antusiasme para pemilih yang berpikiran reformis yang sebagian besar telah menjauh dari tempat pemungutan suara selama empat tahun terakhir karena sebagian besar penduduk muda merasa jengkel dengan pembatasan politik dan sosial.

Ia juga dapat mengambil keuntungan dari kegagalan para pesaingnya untuk mengonsolidasikan suara garis keras. Dalam beberapa minggu terakhir, warga Iran telah banyak menggunakan tagar #ElectionCircus pada X, dengan beberapa aktivis di dalam dan luar negeri menyerukan boikot, dengan mengatakan jumlah pemilih yang tinggi hanya akan melegitimasi Republik Islam.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus