Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bersiap Membentuk Pemerintahan Baru

Pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, dilaporkan tiba di Kabul guna membahas pembentukan pemerintahan baru. Taliban tidak memaksa pejabat Afganistan bergabung.

23 Agustus 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, tiba di Kabul guna membahas pembentukan pemerintahan baru Afganistan.

  • Taliban menyatakan tidak akan memaksa pejabat Afganistan bergabung dengan mereka.

  • Taliban tidak membentuk pemerintahan sistem demokratis, tapi tetap melindungi hak semua orang.

KABUL -- Ribuan orang berupaya menembus perimeter bandara Kabul untuk kabur dari Afganistan setelah Taliban merebut kendali negara itu. Kerumunan warga Afganistan itu berkemah di persimpangan dekat bandara sambil memegang dokumen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menjelang malam, mereka tidur di tempat terbuka, namun sebagian berjaga mengerumuni bus dan meminta dibiarkan di sekitar bus. “Begitu melihat ada konvoi, mereka bangkit dan berlari menuju bus (untuk menuju bandara),” demikian seorang jurnalis melaporkan, seperti dilansir The Guardian, kemarin. Keluarga-keluarga warga Afganistan itu berharap bisa menembus batas-batas kawat berduri dan pasukan Taliban yang berjaga di sekitar bandara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun pasukan Taliban kerap melepaskan tembakan ke udara dan menggunakan pentungan untuk memaksa orang membentuk antrean tertib di luar gerbang utama Bandara Kabul. Pasukan Taliban mengendalikan semua titik perlintasan darat utama dengan negara tetangga. Kelompok militer ini mengatakan tidak ingin warga Afganistan meninggalkan negara itu. Laporan menunjukkan hanya pedagang atau mereka yang memiliki dokumen perjalanan yang sah yang diizinkan menyeberang melintasi negara.

Kelompok Taliban terus mengetatkan penjagaan kawasan perbatasan menjelang persiapan membentuk pemerintahan baru. Pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar, dilaporkan tiba di Kabul guna membahas pembentukan pemerintahan baru. Kehadiran Baradar, yang kembali ke Kandahar, salah satu kota di Afganistan, pada awal pekan ini dari Qatar, dikonfirmasi seorang pejabat Taliban yang berbicara dengan syarat anonim.

Baradar merundingkan kesepakatan damai tahun 2020 dengan Amerika. Dia diharapkan memainkan peran kunci dalam negosiasi antara Taliban dan pejabat dari pemerintah Afganistan yang digulingkan oleh kelompok milisi tersebut.

Dilansir Reuters, komandan Taliban akan bertemu dengan mantan gubernur dan birokrat Afganistan dalam beberapa hari ke depan. Mengutip seorang pejabat kelompok itu, lebih dari 20 mantan gubernur dan birokrat dari 34 provinsi di Afganistan akan bertemu dengan komandan Taliban selama beberapa hari ke depan. "Pertemuan itu untuk memastikan keamanan para pejabat dan untuk persiapan kerja sama mereka," ujar seorang pejabat kelompok itu dengan syarat anonim, kemarin.

Pejabat itu lebih lanjut mengatakan tidak ada tekanan terhadap mantan pegawai pemerintah untuk bergabung dengan Taliban. "Kami tidak memaksa atau membuktikan kesetiaan mereka kepada kami. Mereka berhak meninggalkan negara mereka jika mereka mau," katanya.

Parade Taliban berseragam di Jalan Qalat, Zabul, Afganistan, 19 Agustus 2021. REUTERS

Selama pemerintahan pada 1996-2001, Taliban menerapkan aturan keras kepada warganya. Aturan yang diterapkan saat itu antara lain kebijakan yang dinilai diskriminatif terhadap perempuan. Namun Taliban dalam pernyataannya kembali menegaskan akan memiliki model pemerintahan baru untuk Afganistan dalam dua minggu ke depan.

Menurut Taliban, pemerintahan yang baru tersebut nantinya dibentuk oleh para ahli hukum, agama, dan kebijakan luar negeri. Taliban menyatakan, pemerintahan baru nantinya tidak akan memiliki sistem pemerintahan demokratis seperti umumnya di banyak negara, tapi akan tetap melindungi hak semua orang. Taliban terus berupaya menampilkan wajah moderat sejak menyerbu ibu kota pada Ahad pekan lalu, dan telah mendesak layanan publiknya untuk kembali bekerja.

Para pejabat Taliban juga telah mengadakan pembicaraan dengan mantan Presiden Afganistan Hamid Karzai, dan Abdullah Abdullah, yang mengepalai Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional (HNRC), mengenai pembentukan pemerintahan Afganistan di masa depan.

Seorang pejabat Afganistan yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan pembicaraan akan berlangsung di Ibu Kota Kabul. Dia mengatakan, Taliban tidak akan mengumumkan perihal  pemerintah baru hingga 31 Agustus. Pasukan Taliban akan memastikan lebih dulu penarikan pasukan Amerika dari Afganistan.

Abdullah Abdullah, pejabat senior di pemerintahan yang digulingkan, mencuit lewat Twitter bahwa dia dan mantan presiden Hamid Karzai bertemu pada Sabtu dengan penjabat gubernur Taliban di Kabul. Dia menegaskan akan melakukan segala upaya yang mungkin demi keamanan rakyat Afganistan.

Meski begitu, perlawanan terhadap kelompok Taliban masih terjadi di kawasan utara Afganistan. Pasukan milisi anti-Taliban merebut tiga distrik yang berjarak 160 kilometer di utara Kabul dalam pertempuran dua hari pada akhir pekan. Perang ini menandakan dimulainya konflik sipil baru di Afganistan ketika digelar upaya evakuasi Barat dari Ibu Kota Kabul setelah Taliban menguasai kota.

Taliban masih menghadapi tantangan di utara di mana kekuatan milisi muncul berperang di bawah panji Front Perlawanan Nasional Afganistan. Kelompok di kawasan utara Afganistan ini melancarkan serangan di Baghlan utara pada akhir pekan lalu.

Kelompok itu, yang mengklaim beranggota lebih dari 7.000 orang termasuk mantan tentara Afganistan, mengunggah gambar di media sosial merayakan perebutan gedung pemerintah dan beberapa kendaraan militer serta polisi. Mantan Kepala Staf Militer Afganistan, Ahmad Yasin Zia, mengatakan tiga distrik sekarang berada di bawah kendali mereka. Pasukan ini juga mengklaim memiliki beberapa helikopter mantan Tentara Nasional Afganistan.

Taliban langsung bereaksi dengan mengerahkan pasukan tambahan ke daerah itu pada Ahad malam. Taliban memberi kelompok itu tenggat empat jam untuk menyerah.

REUTERS | BBC | HINDUSTAN TIMES | THE AUSTRALIAN |AP

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus