Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Taliban Lobi Cina Bahas Perdamaian

Sebelum ke Cina, Taliban ke Rusia guna membahas pembatalan dialog oleh Trump.

24 September 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KABUL - Delegasi kelompok Taliban bertemu dengan perwakilan khusus Cina untuk Afganistan di Beijing pada Ahad lalu. Mereka membahas pembicaraan damai kelompok pemberontak Afganistan itu setelah Amerika membatalkan dialog damai dua pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan sembilan anggota delegasinya terbang ke Beijing dengan dipimpin Mullah Baradar, pemimpin politik Taliban di Qatar. Di Beijing, Baradar bertemu dengan Deng Xijun, perwakilan khusus Cina untuk Afganistan. "Perwakilan khusus Cina mengatakan kesepakatan Amerika-Taliban merupakan kerangka kerja yang baik untuk solusi damai masalah Afganistan dan mereka mendukungnya," demikian Shaheen mencuit lewat Twitter, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Qatar merupakan tempat Taliban dan Amerika menggelar dialog selama setahun terakhir. Amerika dan Taliban sudah hampir mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri perang 18 tahun di Afganistan. Trump bahkan mengundang delegasi Taliban dan Presiden Afganistan Asraf Ghani untuk bertemu di Camp David pada 8 September lalu. Namun Trump membatalkan dan menyatakan proses perdamaian itu "mati" akibat serangan Taliban secara terus-menerus di Afganistan. Serangan itu bahkan menewaskan seorang prajurit Amerika.

Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, mengatakan delegasi dan pejabat Taliban bertukar pandangan tentang kemajuan dan proses perdamaian di Afganistan. Namun Geng tidak merinci lebih lanjut soal pertemuan tersebut.

Sebelum melawat ke Cina, Taliban mengirim perwakilan politik ke Rusia dan Iran untuk membahas perkembangan setelah pembatalan perundingan oleh Trump. Taliban menilai langkah Trump mengejutkan kelompok itu karena negosiasi telah menyimpulkan "berhasil" dan kesepakatan akan segera diumumkan. "Sekarang, jika Presiden Amerika tak bisa berkomitmen dan melanggar janjinya, dia bertanggung jawab atas segala gangguan di Afganistan," ujar Baradar, seperti dikutip Shaheen.

Cina dan Afganistan berbatasan di Xinjiang, wilayah barat Beijing. Cina telah lama khawatir soal hubungan antara kelompok-kelompok militan dan apa yang dikatakannya sebagai ekstremis Islam yang beroperasi di Xinjiang, tempat bagi mayoritas muslim Uighur yang berbahasa Turki tinggal.

Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo meminta semua negara menolak tuntutan Cina untuk memulangkan warga etnis Uighur. Amerika menilai tindakan Beijing terhadap warga di Xinjiang, Cina barat, itu merupakan upaya untuk "menghapus warganya sendiri".

Adapun Geng menegaskan bahwa kebijakan di Xinjiang sama seperti di negara-negara lain, yakni menjaga dari ekstremisme dan terorisme.

REUTERS | VOA | AL JAZEERA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus