Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok radikal Taliban melarang karyawan perempuan masuk gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan di Ibu Kota Kabul. Hanya pegawai laki-laki yang boleh masuk ke gedung itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Empat pegawai perempuan ditolak masuk gedung itu,” kata seorang pegawai di Kementerian Pemberdayaan Perempuan, seperti dikutip dari kantor berita Sputnik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keluarga pengungsi dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afganistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afganistan, 10 Agustus 2021.REUTERS/Stringer]
Perempuan yang ditolak masuk ke gedung Kementerian Pemberdayaan Para perempuan itu, berencana melakukan protes atas aturan tersebut di dekat gedung Kementerian.
Taliban berkuasa lagi di Afghanistan setelah 20 tahun. Sejumlah ahli meyakini perempuan Afghanistan kemungkinan akan menghadapi masa depan yang serba tidak pasti di bawah rezim Taliban.
Di masa kekuasaannya pada 1996 – 2001, Taliban di Afghanistan memberlakukan aturan ketat. Mulai dari hukum rajam, amputasi anggota tubuh dan hukuman di muka umum. Taliban meyakini kalau perempuan itu sebaiknya di rumah saja.
Kekuasaan Taliban ketika itu runtuh saat terjadi invasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat menyusul serangan 11 September 2001. Sekarang, Amerika Serikat sudah menarik sepenuhnya anggota militer mereka dari Afghanistan, mengakhiri salah satu perang terlama.
Taliban kembali berkuasa di Afganistan pada 14 Agustus 2021 setelah pasukan militer asing angkat kaki dari negara itu. Amerika Serikat secara resmi mulai menarik tentaranya pada Mei 2021.
Sumber: ndtv.com