Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tanda Tanya Untuk Carter

Pasukan as dikerahkan ke daerah teluk persia untuk menjaga gangguan soviet. sekutu as, prancis mengubah sikap. (ln)

23 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERNYATAAN keras Presiden Jimmy Carter, yang selama ini dilancarkannya terhadap invasi Soviet di Afghanistan, rupanya membingungkan rakyat Amerika, negara sekutunya dan bahkan Soviet sendiri. Apalagi Carter berjanji bahwa setiap tindakan Soviet yang mengganggu kawasan Teluk Persia akan dibalas oleh AS dengan cara apapun. Pers Amerika mulai mempertanyakannya: Apakah benar Soviet akan mengganggu arus lalu lintas minyak dari Teluk Persia? Soalnya, mereka mengetahui persis tindakan Soviet itu, jika terjadi, akan sama artinya memulai suatu perang terbuka. Mungkin karena sebab yang sama Prancis, negara sekutu AS -- telah menyatakan tidak akan menghadiri pertemuan Bonn minggu ini. Padahal pertemuan itu dimaksudkan untuk mengkoordinasikan sikap negara-negara Barat dalam menghadapi krisis Afghanistan. Sikap Prancis ini tentu saja menjengkelkan AS. Seorang pejabat tinggi Deplu AS mengatakan bahwa pemerintah Prancis membangkitkan kesan yang berlebih-lebihan atas selisih pendapat negara Barat dalam menghadapi Soviet pada saat yang kritis. "Yang jelas kami juga bingung melihat cepatnya Prancis mengubah sikap," kata pejabat itu. Namun Carter tampaknya semakin serius menghadapi kemungkinan ancaman terhadap Teluk Persia itu. Dia telah memerintahkan pengiriman pasukan amfibi untuk ditempatkan di Laut Arab. Dan 1800 orang tentara AS -- terdiri dari pasukan artileri, infantri, unit anti tank dan pasukan gerak cepat lainnya -- pekan lalu tiba di Pangkalan AL-AS di Teluk Subic, Filipina. Pasukan yang didatangkan dari Hawai itu, menurut rencana, akan melakukan suatu demonstrasi kekuatan di Samudra Hindia. Dan diperkirakan pada pertengahan Maret pasukan amfibi itu akan tiba di Laut Arab. Ini tentu saja akan memperkuat kehadiran AS di negara-negara Teluk Persia. Sebelumnya, AS mendapat izin memakai fasilitas militer di Oman, Kenya dan Somalia. Begitu pun, seorang pejabat AS membantah bahwa kehadiran pasukannya -- buat pertarna kali setelah Perang Dunia II di kawasan itu -- sehubungan dengan krisis Iran-AS. "Kehadiran pasukan AS ini semata-mata untuk mempertegas janji Carter terhadap keamanan arus lalu lintas minyak di Teluk Persia," katanya. Janji Carter terhadap kawasan ini yang disebutnya sangat vital bagi kepentingan AS semakin terasa sejak invasi Soviet di Afghanistan. Bahkan pekan lalu dia menyerukan kepada negara-negara Islam untuk membentuk pakta pertahanan bersama. "Agar secara bersama-sama bisa menghadapi ancaman Soviet bila terjadi invasi ke salah satu negara anggota," kata Carter. 'Tanda bahaya' yang sering dilontarkan Carter ini mungkin terlalu dibesarbesarkan. Misalnya James Reston, kolumnis New York Times menulis: "Tak seorang pun yang mempertanyakan peringatan Carter akan bahaya invasi Soviet di Afghanistan. Tapi baik pendukungnya maupun mereka yang membantahnya merasa heran. Apakah peringatannya itu sungguh-sungguh dipercaya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri?"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus