Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Teror Penembakan di Gedung Konser Moskow, Sebelumnya Terjadi di Austria, Belanda, dan Amerika Serikat

Serangan teror penembakan di gedung konser Moskow tewaskan ratusan orang. Kejadian penembakan massa pernah terjadi di beberapa negara. Mana saja?

25 Maret 2024 | 19.01 WIB

Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan saat berlangsungnya konser musik di Balai Kota Crocus, di Krasnogorsk, wilayah Moskow, Rusia, 22 Maret 2024, Video obtained by Reuters/via REUTERS
Perbesar
Orang-orang bersenjata melepaskan tembakan saat berlangsungnya konser musik di Balai Kota Crocus, di Krasnogorsk, wilayah Moskow, Rusia, 22 Maret 2024, Video obtained by Reuters/via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga sipil tewas usai orang-orang bersenjata melepaskan tembakan sebelum dimulainya sebuah konser band rock di Balai Kota Crocus di Krasnogorsk, pinggiran Oblast Moskow, pada Jumat, 22 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut kesaksian saksi yang selamat dari tragedi itu serangan terjadi ketika orang-orang sedang mengantre untuk pemeriksaan keamanan, dan tembakan dilepaskan di jalan sebelum kekacauan terjadi. Para penembak menggunakan senjata otomatis di lokasi dan membakar dengan cairan yang mudah terbakar. Akibat serangan ini, korban tewas dipastikan mencapai 143 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Sabtu, 23 Maret 2024, empat pelaku penembakan di gedung konser Moskow sedang menuju Ukraina ketika mereka ditahan, dan berusaha melintasi perbatasan.

Dalam pidato kenegaraannya. Putin mengatakan bahwa beberapa orang di pihak Ukraina telah bersiap untuk membiarkan mereka melintasi perbatasan dari Rusia.

Sementara itu, Ukraina membantah terlibat dalam serangan itu. “Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina, di mana, menurut data awal, sebuah jendela telah disiapkan bagi mereka dari pihak Ukraina untuk melintasi perbatasan negara,” kata Vladimir Putin.

Putin menyebut musuhnya itu sebagai “terorisme internasional” dan mengatakan bahwa dia siap bekerja sama dengan negara manapun yang ingin mengalahkannya. “Semua pelaku, penyelenggara dan mereka yang memerintahkan kejahatan ini akan dihukum secara adil dan pasti. Siapa pun mereka, siapa pun yang membimbing mereka,” kata Putin.

Sebelumnya, teror penembakan juga pernah terjadi di beberapa negara. Berikut beberapa negara yang mengalami teror penembakan. 

Serangan teror di Wina

Kementerian Dalam Negeri Austria mengungkapan dua orang meninggal dan 15 orang lainnya terluka dalam serangan teror di dekat sinagoge Wina, tempat ibadah umat Yahudi, pada Senin 2 November 2020  malam. 

Sebelumnya, departemen kepolisian Wina mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa para tersangka bersenjata melepaskan "beberapa tembakan". Serangan itu dimulai dari lokasi dekat sinagogeSeitenstettengasse, tempat ibadah utama umat Yahudi di Wina. Serangan itu juga dilakukan oleh para "tersangka bersenjata di enam lokasi berbeda" di seluruh kota.

Kanselir Austria Sebastian Kurz mengatakan penembakan itu merupakan “serangan teror yang menjijikan”. Kurz menambahkan bahwa tentara telah diterjunkan untuk melindungi sejumlah situs di ibu kota sehingga polisi dapat fokus pada operasi anti-teror.

Sementara itu, menyusul serangan teror ini, Kantor Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres merilis pernyataan. "Sekretaris Jenderal mengikuti dengan sangat prihatin situasi yang masih berkembang di pusat kota Wina, di mana serangan kekerasan di beberapa tempat telah dilaporkan hari ini,” demikian menurut pernyataan itu.

Dituliskan juga dalam pernyataan bahwa, "Sekretaris Jenderal mengutuk keras serangan ini dan menegaskan kembali solidaritas Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan rakyat dan pemerintah Austria.”

Penembakan di Utrecht, Belanda

Penembakan terjadi di pusat kota Utrecht, Belanda, pada Senin pagi, 18 Maret 2019. Dilaporkan serangan ini melukai sejumlah orang. Menurut polisi, beberapa pria bersenjata menembak ke arah trem di pusat kota pukul 10.45 waktu setempat. Polisi mengatakan satu atau beberapa orang penyerang kabur dari tempat kejadian. Akibat kejadian tersebut satu orang dilaporkan tewas.

Penembakan massal di Texas

Otoritas Amerika Serikat menginvestigasi dugaan tindak terorisme domestik dalam kasus penembakan massal di toko Walmart di El Paso, Texas, Amerika Serikat. Gubernur Texas, Greg Abbott mengatakan aksi brutal yang menewaskan 20 orang warga itu diduga sebagai kejahatan kebencian. Polisi juga mengutip manifesto yang diduga dibuat pelaku sebagai bukti bahwa aksi pembantaian itu bermotif kebencian ras.

“Biro Penyelidik Federal FBI menggaris-bawahi serangan itu sebagai ancaman yang terus berlanjut dari ekstrimis jahat dan pelaku kejahatan kebencian,” begitu dilansir Channel News Asia pada Senin, 5 Agustus 2019.

Jaksa AS untuk Texas, John Bash, mengatakan otorita federal AS memperlakukan kasus pembantaian di Texas ini sebagai bentuk terorisme domestik. “Dan kami akan melakukan apa yang perlu dilakukan terhadap para teroris di negara ini, yaitu melakukan upaya penegakan hukum yang cepat dan adil,” kata Bash dalam jumpa pers pada Ahad.

Bash menilai serangan itu tampaknya,”Dirancang untuk mengintimidasi populasi sipil.”

Serangan di Texas ini terjadi berdekatan dengan serangan penembakan massal di Dayton, Ohio, yang menewaskan sembilan orang. Serangan di Ohio ini melukai 27 orang sebelum polisi menembak mati pelaku.

Serangan ini juga terjadi enam hari setelah aksi penembakan di festival makanan di California saat seorang remaja yang membawa senapan serbu menembaki pengunjung dan menewaskan tiga orang. Pelaku penembakan massal di Texas mengaku terinspirasi serangan anti-imigran di Christchurch, Selandia Baru, pada Maret 2019.

MICHELLE GABRIELA  | CCTV+ | RT.COM | REUTERS | AP | AFP | DPA | RYAN MAULANA | BUDI RIZA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus