Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pita Gagal Jadi Perdana Menteri

Pita Limjaroenrat gagal terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand dalam pemungutan suara putaran pertama di parlemen.

16 Juli 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pita Limjaroenrat gagal terpilih dalam pemilihan Perdana Menteri Thailand.

  • Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengundurkan diri dari dunia politik.

  • NATO mengukuhkan dukungan terhadap Ukraina.

PITA Limjaroenrat, pemimpin partai reformis Partai Gerakan Maju (Move Forward), gagal terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand dalam pemungutan suara putaran pertama di parlemen di Bangkok pada Kamis, 13 Juli lalu. Pita Limjaroenrat hanya mendapat dukungan 324 dari total 750 suara. Sebanyak 182 suara tak mendukung dan 199 abstain. Sisanya tak memilih karena tak hadir dengan berbagai alasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya menerima hasilnya, tapi saya tak menyerah,” kata Pita, seperti dikutip Bangkok Post. Partai Gerakan Maju meraih 151 kursi Dewan Perwakilan Rakyat, partai dengan perolehan kursi terbanyak dalam pemilihan umum parlemen pada Mei lalu. Partai yang didukung banyak anak muda itu kemudian membentuk koalisi dengan partai Pheu Thai pimpinan Paetongtarn Shinawatra, putri mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, dan enam partai lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Koalisi itu menguasai 313 dari total 500 kursi DPR, jumlah yang cukup untuk membentuk pemerintahan baru. Koalisi juga memilih Pita sebagai calon perdana menteri. Namun pemilihan perdana menteri juga bergantung pada suara Senat, yang terdiri atas 250 senator yang diangkat junta militer.

Thailand dipastikan mempunyai pemimpin baru karena Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha telah mengumumkan pengunduran diri dari dunia politik pada Selasa, 11 Juli lalu. “Lebih dari sembilan tahun lalu, saya, sebagai perdana menteri, telah mendedikasikan waktu dan tenaga saya untuk tugas melindungi bangsa, agama, dan kerajaan ini dengan melakukan yang terbaik bagi rakyat tercinta saya,” tulis Prayut di akun Facebook resmi Partai Bangsa Thailand Bersatu (UTN) pimpinan Prayut.

Prayut adalah jenderal purnawirawan Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand yang berkuasa melalui kudeta militer pada 2014, yang menggulingkan pemerintahan sipil Yingluck Shinawatra, adik Thaksin. Dia dua kali menjadi perdana menteri dengan kendaraan UTN.

Pirapan Salirathavibhaga, pemimpin UTN, menyatakan Prayut mundur dari UTN karena ingin mengakhiri spekulasi bahwa partainya diam-diam berunding untuk membentuk pemerintahan baru dan memilih kembali Prayut sebagai perdana menteri. UTN hanya kebagian 36 kursi dalam pemilihan umum lalu.

Parlemen akan menggelar pemungutan suara putaran kedua dan ketiga pada 19-20 Juli untuk memilih perdana menteri baru. Belum diketahui apakah Pita akan kembali maju. Yang jelas, Pita sedang menghadapi masalah lain. Komisi Pemilihan Umum telah menerima gugatan mengenai kepemilikan saham iTV yang tidak dicantumkan dalam laporan harta kekayaan Pita saat ia mendaftar sebagai calon anggota parlemen. Pelanggaran ini dapat membuat Pita didiskualifikasi sebagai anggota parlemen, tapi tak mencegahnya untuk menjadi perdana menteri.


Lituania

Selangkah Lagi Ukraina Jadi Anggota NATO

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden AS Joe Biden di Vilnius, Lituania, 12 Juli 2023. Reuters/Kevin Lamarque

PARA pemimpin anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menegaskan bahwa Ukraina akan menjadi anggota blok pertahanan pimpinan Amerika Serikat ini dalam Konferensi Tingkat Tinggi NATO di Vilnius, Lituania, Rabu, 12 Juli lalu. Syarat keanggotaannya juga dipermudah. “Akan mengubah jalur keanggotaan Ukraina, dari proses dua tahap ke proses satu tahap,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam rilis organisasi tersebut. Dia menyatakan Ukraina kini “lebih dekat ke NATO daripada sebelumnya”.

Stoltenberg menekankan bahwa anggota NATO harus memastikan ketika perang Rusia-Ukraina ini berakhir, ada kesepakatan kredibel bagi keamanan Ukraina. Dia juga menyambut baik komitmen anggota untuk menyediakan bantuan keamanan jangka panjang buat Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Rusia menilai hasil KTT NATO itu menunjukkan bahwa aliansi Barat kembali ke “skema Perang Dingin” dan Kremlin siap untuk menanggapi ancaman apa pun dengan segala cara. KTT itu, menurut Kementerian, menunjukkan ketidakmampuan NATO beradaptasi dengan situasi geopolitik baru di dunia.

Salah satu alasan Rusia menginvasi Ukraina adalah rencana Ukraina bergabung dengan NATO. Rusia khawatir, bila hal itu terjadi, negaranya akan terkepung oleh anggota NATO.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus