Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Tim relawan medis Indonesia dari Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) telah ditempatkan di berbagai rumah sakit di Gaza selatan dan membantu warga setempat, menurut rilis pers MER-C pada Selasa, 26 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penempatan dilakukan sejak Rabu pekan lalu, dan tim relawan dibagi menjadi tiga tim yang tersebar di tiga fasilitas kesehatan di Gaza selatan. Ketiga tim dibagi berdasarkan hasil koordinasi dengan Kementerian Kesehatan Palestina, kata MER-C.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim pertama merupakan tim bedah, terdiri dari dua dokter spesialis ortopedi, seorang penata anestesi dan seorang perawat bedah.
Mereka ditempatkan di Rumah Sakit Abu Yousef Al Najjar di kota Rafah, yang diperuntukkan melayani pasien-pasien bedah dan trauma. MER-C mengatakan kasus terbanyak di sana adalah luka bakar dan open fraktur yang terinfeksi.
Tim kedua terdiri dari bidan dan perawat, bertugas di Rumah Sakit Bersalin Al-Helal Al-Emirati di Rafah yang memang khusus untuk merawar pasien melahirkan.
Jumlah operasi sesar di rumah sakit bersalin itu dikatakan mencapai 15 operasi per hari. Secara keseluruhan, jumlah persalinan yang ditangani rumah sakit tersebut pasca agresi Israel tahun lalu mencapai 7.000 kasus per bulan, dibandingkan sebelum agresi dengan sekitar 1.000 kasus per bulan, menurut MER-C.
Sementara tim ketiga, yang terdiri dari dokter umum dan perawat, ditugaskan di Tall Al-Sultan Primary Health Clinic di Rafah.
Tim medis MER-C yang terdiri dari 11 orang berhasil tiba di Gaza pada 18 Maret 2024, berkat kerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
MER-C mengatakan kedatangan tim medis disambut oleh pejabat Kementerian Kesehatan Gaza beserta dua orang relawan nonmedis MER-C yang ada di Gaza, yaitu Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan.
Dengan masuknya 11 tenaga medis, maka total relawan MER-C yang berada di Gaza saat ini bertambah menjadi 13 orang.
Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad mengatakan MER-C telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membawa tim medis ke Gaza, namun baru berhasil sekarang berkat bantuan WHO. Sarbini berkata kerja sama dengan WHO akan berkelanjutan.
“Jadi kita menggunakan berbagai macam jalur, upaya, usaha agar kita bisa membantu warga Gaza,” ujarnya saat konferensi pers di kantor MER-C pada Selasa, 19 Maret 2024.
Sesuai arahan WHO dan Kementerian Kesehatan Gaza, mereka akan bertugas menangani krisis rumah sakit di Gaza selatan selama minimal dua pekan hingga satu bulan dengan sistem rolling atau bergantian.
Pilihan Editor: Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza
NABIILA AZZAHRA