Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Top 3 Dunia: Reaksi Rusia atas Bom Tandan AS ke Ukraina dan Ancaman Korea Utara

Top 3 Dunia: reaksi Rusia atas pengiriman bom tandan AS ke Ukraina, Korea Utara ancam tembak pesawat mata-mata AS, dan India borong alutsista Amerika.

11 Juli 2023 | 06.11 WIB

Prajurit Ukraina memegang bom tandan yang dijinakkan dari rudal MSLR, di antara potongan-potongan roket yang digunakan oleh tentara Rusia, yang menurut ahli amunisi Ukraina tidak meledak saat terkena benturan, di wilayah Kharkiv, Ukraina, 21 Oktober 2022. REUTERS /Clodagh Kilcoyne/File Foto
Perbesar
Prajurit Ukraina memegang bom tandan yang dijinakkan dari rudal MSLR, di antara potongan-potongan roket yang digunakan oleh tentara Rusia, yang menurut ahli amunisi Ukraina tidak meledak saat terkena benturan, di wilayah Kharkiv, Ukraina, 21 Oktober 2022. REUTERS /Clodagh Kilcoyne/File Foto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler di kanal Dunia Tempo.co atau Top 3 Dunia sepanjang Senin, 10 Juli 2023, masih berkisar tentang invasi Rusia ke Ukraina. Kali ini tentang reaksi Moskow atas keputusan Amerika Serikat mengirim bom tandan ke Kyiv.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Berita terbanyak dibaca lainnya adalah tentang Korea Utara yang mengancam akan menembak pesawat mata-mata AS jika melintas di dekat wilayahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak kalah menarik adalah berita tentang India yang memborong alutsista dari Amerika Serikat akibat pasokan dari Rusia mulai tersendat karena perang di Ukraina. Tapi bukan berarti New Delhi akan berpaling dari Moskow.

AS Akan Kirim Bom Tandan ke Ukraina, Rusia: Berarti Akui Kejahatan Perang

Rencana Amerika Serikat untuk mengirim amunisi bom tandan atau bom klaster ke Ukraina mendapat tentangan keras dari Rusia. Kedutaan Rusia di AS pada Minggu Malam mengatakan Gedung Putih pada dasarnya mengakui melakukan kejahatan perang dengan menyetujui pengiriman munisi tandan ke Ukraina.

"Kami memperhatikan pernyataan (John) Kirby (juru bicara Penasihat Keamanan Nasional AS) tentang pengiriman bom klaster ke Ukraina. Pejabat tersebut secara de facto mengakui, Amerika melakukan kejahatan perang dalam konflik Ukraina," demikian pernyataan Kedubes Rusia di Washington DC, melalui Telegram, seperti dilansir Reuters, Senin 10 Juli 2023.

Pemerintahan Presiden Joe Biden pada Jumat pekan lalu menyetujui pengiriman bom klaster. Senjata yang dilarang penggunaannya di banyak negara itu masuk dalam paket bantuan senjata terbaru untuk Ukraina senilai US$800 juta.

Berita selengkapnya bisa Anda simak di sini

Korea Utara Ancam akan Tembak Jatuh Pesawat Mata-mata AS Jika Langgar Batas Wilayahnya

 Korea Utara menuduh Amerika Serikat pada Senin 10 Juli 2023 melanggar wilayah udaranya dengan melakukan penerbangan pengawasan. Pyongyang memperingatkan meski pihaknya masih menahan diri, mereka tak akan segan menembak jatuh penerbangan semacam itu di masa depan.

“Tindakan militer provokatif oleh Amerika Serikat membawa Semenanjung Korea lebih dekat ke konflik nuklir,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Korea Utara yang tidak disebutkan namanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA.

Laporan itu juga mengutip penggunaan pesawat pengintai dan drone AS dan mengatakan Washington meningkatkan ketegangan dengan mengirim kapal selam nuklir di dekat semenanjung.

Berita selengkapnya bisa Anda simak di sini

India Borong Senjata AS, tapi Tidak Berarti Berpaling dari Rusia

 India belanja senjata senilai triliunan rupiah ke Amerika Serikat  bukan untuk mengalihkan ketergantungan dari peralatan pertahanan Rusia ke Barat, namun untuk mengembangkan industri senjata dalam negeri mereka sendiri, kata pejabat keamanan dan analis.

India adalah importir senjata terbesar di dunia, tetapi hampir semua pembelian senjata utamanya sekarang mencakup ketentuan untuk pembuatan bersama atau transfer teknologi, terlepas dari negara mana mesin perang itu dibeli.

Terjadinya invasi Rusia ke Ukraina telah mengganggu beberapa pasokan militer ke India, memperkuat keinginan jangka panjang New Delhi untuk mendiversifikasi impor atau menggantinya dengan perangkat keras buatan dalam negeri, kata pejabat pertahanan India.

Berita selengkapnya bisa Anda simak di sini
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus