Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Tragis, Murid Tewas Dipukuli Guru karena Tak Bisa Membaca

Joy Wangari, murid kelas III Sekolah Dasar Mukandamia Solio, Kenya, tewas setelah dipukuli guru dan teman sekelas karena tak bisa membaca.

1 Februari 2017 | 15.18 WIB

Tiga murid di sekolah dasar Mukandamia meninggal dunia usai dipukuli oleh gurunya karena tidak bisa membaca. nation.co.ke
Perbesar
Tiga murid di sekolah dasar Mukandamia meninggal dunia usai dipukuli oleh gurunya karena tidak bisa membaca. nation.co.ke

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Nairobi - Seorang siswi sekolah dasar di Kenya tewas mengenaskan di tangan guru dan teman-teman sekelasnya hanya lantaran tidak bisa membaca.

Kisah nahas tersebut dialami Joy Wangari, murid kelas III Sekolah Dasar Mukandamia Solio, Laikipia County, Kenya, pada Kamis, 26 Januari 2017. Ia disiksa gurunya karena ketahuan tak bisa membaca.

Baca juga:
Depresi, Anak Ini Siarkan Aksi Bunuh Dirinya di Facebook
Tragis, Badut Penghibur Anak-anak di Aleppo Tewas

Sang guru kemudian memerintahkan teman sebangku bocah 10 tahun tersebut memukulnya. Namun sebelumnya, guru pria itu telah memukulinya.

"Guru memerintahkan teman sebangkunya untuk mengajarinya cara membaca dan memukulinya jika dia tidak bisa," kata Mary Wanjiku, salah satu orang tua murid, seperti dilansir Mirror pada Selasa, 31 Januari 2017.

Setelah dipukul, Wangari meminta izin pulang karena merasa tidak enak badan. Sesampainya di rumah, ia mengeluh kepada neneknya yang berusia 86 tahun tentang kondisinya.

Karena hanya tinggal dengan sang nenek yang sudah tua dan lemah, Wangari akhirnya hanya bisa tidur. Beberapa hari kemudian, tetangganya mendapati kondisinya memburuk dan langsung membawanya ke rumah sakit di Kota Naromoru.

"Saya mengunjungi gadis itu di rumah, dan dia tampak sangat lemah serta mengeluh sakit perut dan punggung," ucap tetangganya, Ann Wairimu. "Dia bilang, dia dipukuli guru dan teman-teman sekelasnya."

Setelah mendapat perawatan di rumah sakit, Wangari yang muntah darah secara terus-menerus meninggal pada Minggu, 29 Januari 2017.

Wairimu kemudian melaporkan hal itu kepada kepolisian Naromoru, yang masih belum bisa mengungkap dan menangkap seorang pun tersangka.

Adapun sang guru masih dalam pencarian. Sebab, ia telah melarikan diri dan bersembunyi.  Mendengar kabar itu, orang tua murid kemudian menarik anak-anak mereka dari sekolah tersebut.

MIRROR | DAILY NATION | YON DEMA


 



Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maria Rita Hasugian

Maria Rita Hasugian

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus