Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

1 Mei 2024 | 15.04 WIB

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS
Perbesar
Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Columbia pada Selasa mengancam akan mengeluarkan mahasiswa yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall. Mereka menuding para demonstran pro-Palestina "telah memilih untuk melakukan eskalasi ke situasi yang tidak dapat dipertahankan."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Mahasiswa yang menduduki gedung akan diusir," kata juru bicara universitas Ben Chang dalam pernyataan melalui surat elektronik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para pengunjuk rasa menyatakan tidak akan meninggalkan fasilitas tersebut, yang mereka beri nama "Hind's Hall" untuk mengenang anak Palestina Hind Rajab berusia enam tahun yang dibunuh secara brutal di Gaza, kecuali tuntutan mereka dipenuhi.

Mereka menuntut agar Columbia melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan Israel dan mengutuk serangan gencar Tel Aviv terhadap Jalur Gaza.

Presiden Columbia Minouche Shafik menyatakan kampus tidak akan melakukan divestasi -- tuntutan utama mahasiswa yang memprotes serangan Israel.

“Kami tidak bisa berdiam diri karena biaya kuliah dan tenaga kerja kami mendukung pembunuhan massal. Selama dua pekan terakhir para pelajar telah membahayakan keselamatan, rumah, pendidikan, dan karier mereka, mengetahui tidak ada universitas yang tersisa di Gaza karena bom yang didanai AS,” bunyi pernyataan Kelompok Mahasiswa Columbia untuk Keadilan di Palestina.

“Para pembebas yang bertindak dalam solidaritas dengan Palestina terus mempertahankan standar yang lebih tinggi daripada Columbia,” tambah kelompok aktivis tersebut.

Sementara itu, pengunjuk rasa yang masih berada di lokasi perkemahan hingga Senin sore, batas waktu yang ditetapkan oleh universitas, akan diskors dan “akan dibatasi dari semua ruang akademik dan rekreasi dan hanya dapat mengakses tempat tinggal masing-masing,” kata Chang.

Mahasiswa senior yang dijadwalkan untuk lulus tidak akan diizinkan untuk melakukannya, katanya.

“Kemarin kami telah menegaskan dengan sangat jelas bahwa pekerjaan Universitas tidak dapat terus-menerus diganggu oleh pengunjuk rasa yang melanggar peraturan. Jika terus melakukan hal ini, akan ada konsekuensi nyata,” kata Chang.

“Ini tentang menanggapi tindakan para pengunjuk rasa, bukan tujuan mereka. Seperti yang kami katakan kemarin, gangguan di kampus telah menciptakan lingkungan yang mengancam bagi banyak mahasiswa dan staf pengajar Yahudi kami dan gangguan bising yang mengganggu pengajaran, pembelajaran, dan persiapan. untuk ujian akhir,” tambahnya.

Keputusan Shafik memanggil polisi untuk membubarkan paksa perkemahan awal dan menangkap pendemo yang melakukan aksi duduk pada 18 April menjadi pemicu gerakan protes yang lebih luas.

Hal tersebut semakin menguatkan para demonstran, dan perkemahan pun menyebar ke universitas-universitas di seluruh negeri meskipun ada penangkapan dan ancaman dari administrator universitas.

Sejak saat itu ratusan mahasiswa ditahan di kampus-kampus dengan protes menuntut universitas melakukan divestasi dari Israel dan mengutuk kebrutalannya di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 34.400 warga Palestina, dimana sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Tidak hanya itu, Israel juga menargetkan gedung-gedung pendidikan tinggi di Gaza, di mana 12 universitas besar dihancurkan. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) secara terpisah melaporkan adanya kerusakan massal di jaringan sekolah yang mereka kelola di daerah kantong pesisir tersebut.

ANADOLU

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus