Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Universitas Harvard Dikomplain Diduga Diskriminasi Mahasiswa Muslim

Kementerian Pendidikan Amerika Serikat mengusut komplain bahwa Universitas Harvard terlibat dalam diskriminasi mahasiswa muslim pendukung Palestina.

8 Februari 2024 | 09.00 WIB

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perbesar
Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Hak Sipil Kementerian Pendidikan Amerika Serikat menyelidiki Universitas Harvard pada Selasa, 6 Februari 2024, atau sepekan setelah sekelompok mahasiswa mengajukan komplain kalau universitas tersebut gagal melindungi mereka dari diskriminasi anti-Palestina, anti-muslim dan anti-Arab.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo



Muslim Legal Fund of America (MLFA) mengajukan komplain atas nama belasan mahasiswa yang identitasnya dirahasiakan. Mereka mengklaim Harvard melanggar hak-hak para mahasiswa di bawah Judul VI Undang-Undang Hak Sipil 1964, yang melindungi individu dari diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, atau kebangsaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


 
“Kami mendukung pekerjaan Kantor Hak Sipil untuk memastikan hak siswa dalam mengakses program pendidikan dilindungi dan kami akan bekerja sama dengan kantor tersebut untuk menjawab pertanyaan mereka,” kata juru bicara Harvard, Jason Newton, seperti dikutip dari pers mahasiswa Harvard Crimson.


 
MLFA, yang mengajukan pengaduan pada Januari 2024, mengklaim bahwa para pelajar telah menghadapi intimidasi dan serangan rasis dalam bentuk penyebaran identitas (doxing), penguntitan, dan penyerangan karena mereka adalah warga Palestina, muslim, dan pendukung hak-hak Palestina.


 
Kelompok tersebut juga mengatakan beberapa pelajar menjadi sasaran penyerangan karena mereka mengenakan keffiyeh, syal tradisional Palestina. Staf Pengacara Senior Litigasi Sipil MLFA Chelsea Glover memuji tindakan cepat Kementerian Pendidikan Amerika Serikat dalam menindaklanjuti komplain ini.


 
“Ketika mahasiswa Harvard diganggu dan identitasnya disebar oleh rekan-rekan mereka dan pihak lain selama berbulan-bulan, pejabat Harvard mengesampingkan mereka dan malah bertemu dengan donor dan alumni terkemuka yang mendorong pelecehan dan doxing terhadap mahasiswa tersebut,” kata Glover.


 
MLFA mengatakan dalam beberapa bulan terakhir, para mahasiswa mengalami intimidasi saat menghadiri aksi bakar lilin atau vigil untuk Palestina, penyerangan fisik saat berjalan ke perpustakaan, doxing di kampus, penguntitan oleh teman sekelas, hingga profil rasial yang dilakukan oleh para profesor di Harvard. Mahasiswa yang melaporkan pelecehan tersebut kepada administrator Harvard menerima tanggapan yang lambat dan tidak efektif, serta beberapa kali mendapat ancaman terhadap peluang akademis mereka di masa depan.


 
ANADOLU

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini 

Nabiila Azzahra

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menjadi reporter Tempo sejak 2023 dengan liputan isu internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus