Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian antihuru-hara di Amsterdam, Belanda bentrok dengan unjuk rasa mahasiswa pro-Palestina dari Universitas Amsterdam pada Rabu, 8 Mei 2024. Demonstrasi pro-Palestina ini ditujukan untuk menolak perang Gaza yang dilakukan Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Demonstran menggunakan batu, meja, kayu, dan alat pemadam kebakaran untuk memukul mundur aparat kepolisian antihuru-hara. Rekaman video Reuters memperlihatkan aparat keamanan menggunakan perlengkapan antihuru-hara untuk memukuli demonstran, merobohkan barikade dan menyeret mahasiswa agar menjauh dari area protes. Tindakan aparat itu diteriaki "Shame on you!".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bentrok ini menggarisbawahi tingginya ketegangan di sejumlah kampus di Eropa setelah berminggu-minggu gelombang unjuk rasa pro-Palestina di puluhan kampus di Amerika Serikat yang menyerukan gencatan senjata dalam perang Gaza.
Sebelumnya, unjuk rasa pro-Palestina di Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat, pada Minggu, 28 April 2024 juga berakhir ricuh. Bentrok tersebut bermula ketika pengunjuk rasa pro-Israel memprovokasi kubu pro-Palestina sehingga kedua pihak adu jotos
Seorang pendukung pro-Israel melontarkan cacian kepada pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina yang melanjutkan demonstrasi mendukung Palestina. Mulanya, orang tersebut membawa bendera Israel dan AS.
Kemudian, dia mencoba membangunkan orang-orang di Kamp Solidaritas Gaza di kampus di Los Angeles pada tengah malam, menurut rekaman yang diunggah di media sosial. Sebelumnya, perkemahan tersebut didirikan oleh mahasiswa UCLA untuk menentang perang Israel di Gaza.
Menurut pejabat UCLA, sebelum terjadi bentrok, sebagian besar unjuk rasa di Kamp Solidaritas Gaza berlangsung damai. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan mencari penghasut atau provokator bentrok tersebut.
Pada Selasa, 30 April 2024, polisi di New York sempat menangkap aktivis pro-Palestina yang menduduki sebuah gedung di Universitas Columbia, Mereka juga membongkar kamp solidaritas Palestina dari kampus tersebut.
Polisi juga sempat menangkap sekitar 300 orang di Columbia dan City College of New York, kata Wali Kota New York, Eric Adams. Banyak dari mereka yang ditangkap didakwa melakukan pelanggaran dan kejahatan kriminal.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini