Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Vietnam bersiap menyambut kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kunjungan kenegaraan Putin itu, dianggap sebagai kudeta publisitas yang dituduh melakukan kejahatan perang di Ukraina sekaligus menebar ‘manfaat dan risiko’ pada para pemimpin di Hanoi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putin diperkirakan tiba di Ibu Kota Hanoi pada Rabu malam, 19 Juni 2024, waktu setempat, setelah sebelumnya lawatan ke Pyongyang untuk bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Kendati Korea Utara dan Vietnam terancam menghadapi isolasi internasional, Vietnam telah sangat berhati-hati membangun aliansi dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Washington mengecam Hanoi karena mau menggelar karpet merah untuk Putin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alexander Vuving, analis dari Inouye Asia-Pacific Center for Security Studies di Hawaii, menilai kunjungan Putin ke Vietnam menandakan betapa pentingnya posisi negara komunis itu bagi Negeri Beruang Merah. Hanio pun memiliki ketertarikan pada Rusia yang sama-sama punya akar komunisme.
“Rusia ingin mengirimkan pesan kalau negara itu punya teman dimana-mana dan upaya negara-negara Barat mengisolasi Rusia adalah hal yang sia-sia,” kata Vuving.
Menurut Vuving, Rusia sedang memainkan sebuah peran yang unik dan kritis dalam kebijakan luar negeri Vietnam. Dia pun curiga Rusia telah menjadi pemasok senjata terbesar ke Hanoi.
Rusia dipukul oleh serangkaian sanksi oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat setelah meletup perang Ukraina pada Februari 2022 untuk apa yang Moskow sebut operasi militer khusus. Pada Maret 2023, Mahkamah Internasional (ICC) menerbitkan surat penahanan pada Putin atas tuduhan melakukan kejahatan perang. Tuduhan ICC itu disangkal Putin. Rusia dan Vietnam sama-sama bukan anggota ICC.
Vietnman akan menjadi negara ketiga yang dikunjungi Putin setelah sebelumnya dia lawatan ke Cina dan Korea Utara sejak diambil sumpah jabatan ke lima sebagai orang nomor satu di Rusia pada Mei 2024. Putin tak banyak melancong ke luar negeri setelah ICC menerbitkan surat penahanan padanya.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Ketua Duma Rusia Klaim Parlemen Ukraina Mulai Bahas Proposal Perdamaian dari Vladimir Putin
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini