Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DENGAN segenap kesederhanaan, partai baru itu diresmikan Sabtu lalu, bertempat di teater kesenian rakyat Manila. Partido Ng Bayan alias Partai Rakyat dibentuk oleh kaum kiri untuk memperjuangkan aspirasi kiri dan tengah yang oleh Jose Maria Sison dirumuskan sebagai aspirasi petani, buruh, dan kelas menengah. Ada sekitar 2.000 delegasi dari 13 provinsi di Filipina menghadiri rapat akbar pembentukan partai, di antaranya 500 pembangkang politik yang dibebaskan oleh Presiden Corazon Aquino akhir Februari lampau. Dengan Jose Maria Sison -- bekas pendiri dan ketua CPP (Communist Party of the Philippines) -- sebagai konseptornya, partai ini dlpersiapkan terjun dalam percaturan politik, satu arena yang selama 40 tahun tertutup bagi orang-orang komunis. Karena itu, sejak mula sudah ditandaskan bahwa tujuan utama Partido Ng Bayan ialah ambil bagian dalam pemilu, baik tingkat pusat maupun daerah. Sekalipun begitu, Sison tidak berharap terlalu banyak, khususnya untuk pemilu tingkat nasional. Diperkirakannya partai baru itu paling banyak meraih 20% suara dalam pemilu tingkat daerah. Jika target ini tercapai, maka baru untuk pertama kali dalam tempo 40 tahun, partai kiri mempunyai wakil dalam lembaga legislatif. (Pada pilih dalam Kongres Filipina). Terpilihnya Rolando Olalia, ketua serikat buruh KMU (Kilusang Mayo Uno) sebagai ketua Partido Ng Bayan dan Bernabe Buscoyne, bekas komandan NPA (Tentara Rakyat Baru) sebagai pengurus menunjukkan bahwa wadah baru itu berusaha merangkul sebanyak-banyaknya anggota dalam waktu cepat. Bahwa nama Juliet Sison, yang tidak lain adalah istri Jose Sison, tercantum sebagai pengurus jelas-jelas membuktikan sang suami sebenarnya adalah otak partai. Timbul pertanyaan, adakah dengan komposisi begini, Partido Ng Bayan mampu merangkul kelas menengah. Program ini tampaknya masih samar-samar, mungkin juga direncanakan sebagai program jangka panjang. Yang dikhawatirkan Sison ialah, jangan-jangan Partido Ng Bayan kelak dicap komunis, hingga ditegaskannya bahwa partai itu tidak akan bekerja sama dengan NDF (National Democratic Front), sebuah koalisi organisasi sayap kiri dengan CPP sebagai salah satu anggotanya. Sison sebaliknya berpendapat bahwa Partai Rakyat itu harus siap menggalang kekuatan dengan organisasi lain, terutama jika pemerintahan Aquino akhirnya tunduk patuh pada imperialisme AS. Satu hal sudah pasti, Partido Ng Bayan ditugasi menggarap perjuangan politik. Sementara itu, CPP dengan NPA-nya meneruskan perjuangan bersenjata. Sison telah berhasil menggunakan peluang yang ada untuk mencoba menebus ketinggalan 40 tahun, tapi bagaimanapun mereka baru mulai dari anak tangga paling bawah. Ditinjau dari segi organisasi, mungkin tidak ada hambatan berarti, hanya dalam hal dana dan sarana mereka pasti ketinggalan jauh. Sementara itu, perundingan damai antara utusan CPP/NPA dan pemerintahan Aquino sampai kini terbentur jalan buntu. Pada saat bersamaan, bentrok bersenjata komunis lawan tentara meletus di beberapa tempat: Negros, Mindoro, Mindanao. Oleh militer gejala ini ditafsirkan sebagai tidak adanya kontrol terpusat CPP terhadap satuan NPA yang tersebar di berbagai pelosok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo