Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan situasi bencana di Gaza utara pada Sabtu pekan ini. WHO menyoroti dampak operasi militer terhadap fasilitas perawatan kesehatan, khususnya pengepungan baru-baru ini di Rumah Sakit Kamal Adwan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Laporan tentang fasilitas rumah sakit dan persediaan medis yang rusak atau hancur selama pengepungan sangat menyedihkan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada X, dikutip dari Anadolu, Ahad, 27 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ghebreyesus mencatat bahwa 44 anggota staf pria ditahan oleh pasukan Israel, sehingga hanya tersisa staf wanita, direktur rumah sakit, dan satu dokter pria untuk merawat sekitar 200 pasien yang sangat membutuhkan perhatian medis.
"Setiap serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan merupakan pelanggaran hukum humaniter internasional," ujarnya.
Lebih lanjut, Ghebreyesus menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat oleh para pihak sebagai satu-satunya cara untuk mempertahankan sistem kesehatan Gaza yang memburuk.
Adapun Anadolu melaporkan bahwa tentara Israel dilaporkan menarik diri dari rumah sakit setelah menimbulkan kerusakan parah.
Kamal Adwan adalah salah satu dari sedikit pusat medis yang tersisa yang melayani Gaza utara. Kawasan itu menjadi tempat bagi lebih dari 820 warga Palestina tewas dalam operasi militer selama 22 hari.
Israel terus melancarkan serangan dahsyat di Gaza sejak serangan tahun lalu oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas. Israel mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Hampir 43.000 orang tewas sejak saat itu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 100.000 lainnya terluka. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakannya di Gaza.
Pilihan Editor: Tentara Israel Menggerebek RS Kamal Adwan di Gaza, Tahan Direktur dan 600 Orang Lainnya
ANADOLU