Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DATUK Sri Dr. Mahathir Mohamad, Deputi Perdana Menteri Malaysia,
berkantor di Jalan Datuk Onn, Kualalumpur. Tak ada yang luar
biasa di ruangan kerjanya, kecuali kesan kesederhanaan. Dikenal
sebagai penulis, intelektuil dan politikus, Mahathir dengan
ramah menerima wartawan TEMPO Zulkifly Lubis pada suatu hari
kerja baru-baru ini. Petikan percakapan mereka:
Belakangan ini Islam songsang banyak disebut-sebut. Apa
artinya?
Ini ada hubungannya dengan minat orang Islam yang semakin
meningkat memperdalam ajaran agama. Terutama ajaran yang benar.
Tapi sebagaimana kita ketahui dalam masyarakat Islam biasa
muncul ajaran yang bunyinya saja Islam. Sedang asas yang
sebenarnya bukanlah Islam. Bahkan ada bermacam kelompok Tarikat
yang agak kami ragukan keislamannya. Ada pula kumpulan yang
menggunakan firman Tuhan dan Hadis hanya untuk mencari dukungan.
Bila kita kaji, asas permulaannya saja yang Islam. Selepas itu
ajarannya kalut. Umpamanya, ada kumpulan yang percaya bahwa
mereka tak perlu lagi naik haji ke Mekah. Ada pula yang yakin
Imam Mahdi sudah datang, suatu contoh di Batu Pahat. Ada pula
kumpulan yang mengutamakan simbol Islam tapi bukan ajarannya.
Ini terlihat pada mereka yang percaya warna hijau adalah warna
Islam, dan berpakaian ala Arab bermakna Islam.
Bahkan ada pula yang menganggap segala barang modern tidak boleh
digunakan oleh orang Islam. Pesawat televisi dan radio mereka
buang ke sungai. Dan macam-macam lagi. Ini sebenarnya bukan
Islam. Kami menganggapnya salah atau songsang. Ajaran ini jelas
sengaja dikembangkan untuk kepentingan tertentu.
Kepentingan siapa?
Mereka berhasil mengumpulkan duit ringgit (dollar Malaysia -
red.) dan hidup mewah dari hasil kepercayaan yang songsang itu.
Sebagian di antara mereka menggunakannya untuk kepentingan
politik. Mereka tergolong tak bertanggung jawab, tak khawatir
sedikit pun kalau kepercayaan orang lain terhadap agama Islam
jadi sesat.
Apakah semua kumpulan ini terorganisir dan mempunyai hubungan
satu sama lain? Dan berapa jumlahnya?
Jumlahnya memang banyak, tapi umumnya mereka tak punya hubungan
satu sama lain. Di antara 39 kumpulan Islam songsang itu ada
yang bernama Angkatan Sabilillah yang bergerak di Kedah.
Kumpulan ini menggunakan kekerasan dalam kegiatannya, tidak
segan-segan menekan orang kampung supaya mengikuti kehendaknya.
Kegiatannya hampir sama dengan Mafia di Amerika Serikat. Mereka
kadang kala menekan rakyat supaya menyokong salah satu partai
politik.
Walaupun tidak bersatu, beberapa kumpulan ini berpengaruh. Maka
pemerintah percaya bahwa ini berbahaya buat negara, harus
dihapuskan sedini mungkin.
Bagaimana pula kelompok yang mengasingkan diri dari alam
kenyataan? Darul Arqam yang tergolong mengasingkan diri itu
mendapat bantuan Pemerintah Malaysia. Apa betul?
Darul Arqam bukanlah suatu kelompok yang mengasingkan diri.
Memang mereka meniru cara Arab berpakaian. Namun mereka
menggunakan alat modern seperti kamera dan televisi.
Pemerintah Malaysia tampaknya bersikap keras menghadapi gerakan
Islam songsang ini. Apakah ini semata-mata demi kebaikan Islam?
Atau pemerintah melihat gerakan ini sebagai lawan politik di
masa mendatang?
Ini menyangkut agama, dan agama melibatkan kepercayaan. Kita
tahu ada beberapa mazhab dalam Islam. Sebagian mazhab itu
menganggap mazhab lainnya tidak begitu Islam. Umpamanya, Qadiani
percaya merekalah yang benar, walaupun kumpulan yang besar tidak
menganggap mereka Islam. Nah kami khawatir kalau ajaran yang
salah ini diterima sebagai Islam. Oleh karena itu Pemerintah
Malaysia menanggapi secara serius soal Islam songsang ini.
Apalagi Islam adalah agama resmi negara.
Sejauh ini apakah ada tujuan politik di balik gerakan Islam
songsang itu?
Saya percaya bahwa semua orang di Malaysia memahami maksud baik
pemerintah. Kalau mereka mengatakan tidak paham, itu karena ada
kepentingan. Kami sudah menjelaskan bahwa tidak ada yang lebih
berbahaya daripada tafsiran yang tidak betul. Umpamanya, kaum
komunis sekarang mencoba menafsirkan ajaran Islam sejalan dengan
ideologi komunis. Ada pula yang mengatakan Islam suatu ideologi.
Tafsiran serupa ini betul-betul berbahaya. Tentu saja punya
tujuan politik.
Belakangan ini banyak anak muda berpakaian Arab, dengan jubah
dan mini telekung. Fenomena apa ini sebenarnya?
Ini fenomena protes. Pada awalnya protes merupakan suatu mode
yang muncul di seluruh dunia yang mengikuti ideologi sosialisme.
Di Malaysia, mula-mula banyak mahasiswa mencoba menggunakan
ideologi ini untuk menentang pemerintah. Mereka memakai alasan
'keadilan sosial'. Tapi lama kelamaan sosialisme tidak menarik
lagi dan kelompok ini semakin kecil. Lalu mereka menggunakan
simbol agama, menciptakan mini telekung dan jubah ala Arab.
Serta memelihara kumis dan jenggot.
Tentang anjuran agar anak perempuan tidak usah melanjutkan
sekolah, apakah ini juga fenomena protes?
Ini sebagai lanjutan dari aksi menggunakan simbol agama. Soalnya
ialah, setelah gerakan itu mendapat dukungan muncul orang-orang
yang mengajarkan ini salah, itu salah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo