Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Yang songsang, yang protes yang songsang, yang protes

Wawancara tempo dengan wakil pm malaysia mahathir mohamad tentang gerakan islam songsang, organisasinya, sikap pemerintah, latar belakang politik gerakan tersebut, dst.

14 Februari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DATUK Sri Dr. Mahathir Mohamad, Deputi Perdana Menteri Malaysia, berkantor di Jalan Datuk Onn, Kualalumpur. Tak ada yang luar biasa di ruangan kerjanya, kecuali kesan kesederhanaan. Dikenal sebagai penulis, intelektuil dan politikus, Mahathir dengan ramah menerima wartawan TEMPO Zulkifly Lubis pada suatu hari kerja baru-baru ini. Petikan percakapan mereka: Belakangan ini Islam songsang banyak disebut-sebut. Apa artinya? Ini ada hubungannya dengan minat orang Islam yang semakin meningkat memperdalam ajaran agama. Terutama ajaran yang benar. Tapi sebagaimana kita ketahui dalam masyarakat Islam biasa muncul ajaran yang bunyinya saja Islam. Sedang asas yang sebenarnya bukanlah Islam. Bahkan ada bermacam kelompok Tarikat yang agak kami ragukan keislamannya. Ada pula kumpulan yang menggunakan firman Tuhan dan Hadis hanya untuk mencari dukungan. Bila kita kaji, asas permulaannya saja yang Islam. Selepas itu ajarannya kalut. Umpamanya, ada kumpulan yang percaya bahwa mereka tak perlu lagi naik haji ke Mekah. Ada pula yang yakin Imam Mahdi sudah datang, suatu contoh di Batu Pahat. Ada pula kumpulan yang mengutamakan simbol Islam tapi bukan ajarannya. Ini terlihat pada mereka yang percaya warna hijau adalah warna Islam, dan berpakaian ala Arab bermakna Islam. Bahkan ada pula yang menganggap segala barang modern tidak boleh digunakan oleh orang Islam. Pesawat televisi dan radio mereka buang ke sungai. Dan macam-macam lagi. Ini sebenarnya bukan Islam. Kami menganggapnya salah atau songsang. Ajaran ini jelas sengaja dikembangkan untuk kepentingan tertentu. Kepentingan siapa? Mereka berhasil mengumpulkan duit ringgit (dollar Malaysia - red.) dan hidup mewah dari hasil kepercayaan yang songsang itu. Sebagian di antara mereka menggunakannya untuk kepentingan politik. Mereka tergolong tak bertanggung jawab, tak khawatir sedikit pun kalau kepercayaan orang lain terhadap agama Islam jadi sesat. Apakah semua kumpulan ini terorganisir dan mempunyai hubungan satu sama lain? Dan berapa jumlahnya? Jumlahnya memang banyak, tapi umumnya mereka tak punya hubungan satu sama lain. Di antara 39 kumpulan Islam songsang itu ada yang bernama Angkatan Sabilillah yang bergerak di Kedah. Kumpulan ini menggunakan kekerasan dalam kegiatannya, tidak segan-segan menekan orang kampung supaya mengikuti kehendaknya. Kegiatannya hampir sama dengan Mafia di Amerika Serikat. Mereka kadang kala menekan rakyat supaya menyokong salah satu partai politik. Walaupun tidak bersatu, beberapa kumpulan ini berpengaruh. Maka pemerintah percaya bahwa ini berbahaya buat negara, harus dihapuskan sedini mungkin. Bagaimana pula kelompok yang mengasingkan diri dari alam kenyataan? Darul Arqam yang tergolong mengasingkan diri itu mendapat bantuan Pemerintah Malaysia. Apa betul? Darul Arqam bukanlah suatu kelompok yang mengasingkan diri. Memang mereka meniru cara Arab berpakaian. Namun mereka menggunakan alat modern seperti kamera dan televisi. Pemerintah Malaysia tampaknya bersikap keras menghadapi gerakan Islam songsang ini. Apakah ini semata-mata demi kebaikan Islam? Atau pemerintah melihat gerakan ini sebagai lawan politik di masa mendatang? Ini menyangkut agama, dan agama melibatkan kepercayaan. Kita tahu ada beberapa mazhab dalam Islam. Sebagian mazhab itu menganggap mazhab lainnya tidak begitu Islam. Umpamanya, Qadiani percaya merekalah yang benar, walaupun kumpulan yang besar tidak menganggap mereka Islam. Nah kami khawatir kalau ajaran yang salah ini diterima sebagai Islam. Oleh karena itu Pemerintah Malaysia menanggapi secara serius soal Islam songsang ini. Apalagi Islam adalah agama resmi negara. Sejauh ini apakah ada tujuan politik di balik gerakan Islam songsang itu? Saya percaya bahwa semua orang di Malaysia memahami maksud baik pemerintah. Kalau mereka mengatakan tidak paham, itu karena ada kepentingan. Kami sudah menjelaskan bahwa tidak ada yang lebih berbahaya daripada tafsiran yang tidak betul. Umpamanya, kaum komunis sekarang mencoba menafsirkan ajaran Islam sejalan dengan ideologi komunis. Ada pula yang mengatakan Islam suatu ideologi. Tafsiran serupa ini betul-betul berbahaya. Tentu saja punya tujuan politik. Belakangan ini banyak anak muda berpakaian Arab, dengan jubah dan mini telekung. Fenomena apa ini sebenarnya? Ini fenomena protes. Pada awalnya protes merupakan suatu mode yang muncul di seluruh dunia yang mengikuti ideologi sosialisme. Di Malaysia, mula-mula banyak mahasiswa mencoba menggunakan ideologi ini untuk menentang pemerintah. Mereka memakai alasan 'keadilan sosial'. Tapi lama kelamaan sosialisme tidak menarik lagi dan kelompok ini semakin kecil. Lalu mereka menggunakan simbol agama, menciptakan mini telekung dan jubah ala Arab. Serta memelihara kumis dan jenggot. Tentang anjuran agar anak perempuan tidak usah melanjutkan sekolah, apakah ini juga fenomena protes? Ini sebagai lanjutan dari aksi menggunakan simbol agama. Soalnya ialah, setelah gerakan itu mendapat dukungan muncul orang-orang yang mengajarkan ini salah, itu salah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus