Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Senin 26 Februari 2024 malam bahwa tanpa bantuan militer baru dari Amerika Serikat, negaranya tidak akan mampu mempertahankan koridor pelayaran Laut Hitam. Koridor ini memungkinkan Kyiv mengekspor jutaan ton biji-bijian ke pasar global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ukraina meluncurkan koridor pelayaran yang mencakup pantai barat Laut Hitam dekat Rumania dan Bulgaria pada Agustus. Ini sebulan setelah Rusia keluar dari perjanjian penting selama setahun – yang ditengahi oleh PBB dan Turki – yang memungkinkan ekspor Laut Hitam yang aman bagi hampir 33 juta metrik ton gandum Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ukraina dapat mengekspor semua biji-bijian dari panennya pada 2023, meskipun ada serangan Rusia terhadap pelabuhan dan infrastruktur Ukraina, kata kantor luar negeri Inggris bulan ini.
“Kami… menciptakan rute baru di Laut Hitam,” kata Zelensky kepada CNN dalam sebuah wawancara, menggambarkan koridor pelayaran tersebut sebagai “sukses besar” karena sejauh ini memungkinkan ekspor sekitar 30 juta ton biji-bijian dan produk pertanian lainnya.
Namun, dia memperingatkan bahwa jika Kongres AS tidak menyetujui bantuan keamanan baru senilai US$60 miliar, maka masa depan koridor pelayaran akan diragukan. PBB menyalahkan invasi Rusia ke Ukraina dua tahun lalu karena memperburuk krisis pangan global.
Ukraina dan Rusia merupakan eksportir biji-bijian utama.
“Saya pikir rute tersebut akan ditutup… karena untuk mempertahankannya, diperlukan juga beberapa amunisi, beberapa pertahanan udara, dan beberapa sistem lainnya,” kata Zelensky.
PBB mengatakan telah terjadi puluhan serangan terhadap fasilitas produksi dan ekspor biji-bijian Ukraina. Rusia mengatakan pihaknya menargetkan infrastruktur militer, bukan infrastruktur sipil.
Partai Republik yang konservatif di DPR AS mengancam akan memblokir bantuan militer lebih lanjut. Ukraina kekurangan personel dan amunisi, terutama artileri berat, dan kehilangan kekuatan setelah merebut kembali sekitar setengah wilayah yang direbut Rusia ketika menginvasi pada Februari 2022.
Ukraina memanen sekitar 80 juta ton biji-bijian dan minyak sayur pada 2023, termasuk surplus yang dapat diekspor sekitar 50 juta ton pada musim Juli hingga Juni 2023/24, kata pemerintah negara tersebut.
REUTERS