Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hubungan tak selaras antara Rano Karno dan Ratu Atut Chosiyah sekali lagi menunjukkan rapuhnya model pencalonan kepala daerah yang memanfaatkan artis sebagai vote getter. Namanya vote getter, dia dipilih karena popularitasnya berpotensi mendulang suara. Tak jadi masalah bila si artis menerima saja posisinya yang nihil kekuasaan, bila terpilih. Runyam bila si artis ingin atau tahu persis dia bisa ikut punya wewenang, atau malah berambisi juga menjadi kepala daerah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo