Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TIMBUL kendala kecil saat saya menawar harga madu hutan yang dijajakan di tepi jalan raya ke arah Atambua di perbatasan Timor Leste. Pasalnya, perempuan tua penjual madu itu hanya bisa berbahasa lokal yang tidak saya pahami. Kendala teratasi setelah Elen, cucu penjual madu (begitu ia mengaku), datang mengambil alih proses tawar-menawar. Elen, lulusan sekolah menengah pertama, lumayan bisa berbahasa Indonesia dengan logat Melayu timur. Ia adalah bagian dari generasi ketiga keluarga orang Atoni itu yang telah keluar dari tanah kering di pedalaman Pulau Timorwalau tetap tinggal di area pinggiran.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo