Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Kesehatan harus segera merealisasi rencana pemberian dosis ketiga vaksinasi Covid-19 untuk semua tenaga kesehatan. Efikasi vaksin Sinovac yang diterima tenaga kesehatan Indonesia sejak awal 2021 perlu diperkuat mengingat munculnya varian delta yang kini terus memakan korban. Tak hanya menambah vaksin, pemerintah juga harus segera mencari pengganti dokter dan perawat yang gugur.
Persatuan Rumah Sakit Indonesia mencatat sedikitnya 1.031 tenaga kesehatan meninggal karena Covid-19 hingga 28 Juni lalu. Inisiatif swadaya masyarakat, LaporCovid-19, bahkan menyodorkan angka yang lebih besar, yakni 1.607 tenaga kesehatan wafat hingga 6 Juli lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini tentu tidak boleh dibiarkan. Tanpa dukungan prima semua perawat, dokter, dan tenaga medis lainnya, penanganan pandemi Covid-19 pasti kedodoran. Apalagi saat ini rumah sakit kebanjiran pasien dan kekurangan tempat tidur. Berkurangnya tenaga kesehatan akibat banyak yang terinfeksi virus corona pasti menambah beban kerja mereka yang bisa bertugas. Akibatnya, mereka justru rentan kelelahan dan semakin mudah terinfeksi Covid-19. Seperti lingkaran setan, ujung-ujungnya fasilitas kesehatan, yang sudah kolaps, bisa makin terpuruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sudah saatnya pemerintah sadar bahwa para tenaga kesehatan, dari para dokter, perawat, hingga peneliti di laboratorium, merupakan garda terdepan dalam penanganan pandemi. Kesehatan dan keselamatan mereka wajib dijaga baik-baik. Berpulangnya satu saja tenaga kesehatan bakal mempengaruhi kapasitas layanan kesehatan secara keseluruhan.
Karena itu, selain melindungi mereka yang masih bertugas, pemerintah harus memikirkan solusi cepat untuk mengganti tenaga kesehatan yang gugur. Kementerian Kesehatan bisa segera mempekerjakan lulusan baru pendidikan kedokteran dari berbagai universitas di Indonesia. Pemerintah juga dapat menimbang cara Italia, yakni merekrut kembali para dokter dan perawat yang sudah pensiun.
Bukan hanya itu. Kesejahteraan para tenaga kesehatan juga harus diperhatikan dengan baik agar tidak menjadi beban psikologis mereka selama bekerja. Hingga akhir Juni lalu, kita masih mendengar lambatnya pembayaran insentif untuk tenaga kesehatan. Pada semester pertama 2021, baru 70 persen pagu anggaran tahun 2021 sebesar Rp 3,79 triliun yang terpakai.
Pemerintah daerah bahkan baru menyalurkan Rp 650 miliar atau kurang dari 8 persen dari total alokasi anggaran insentif tenaga kesehatan sebesar Rp 8,15 triliun. Pemerintah harus segera mencari cara untuk mempercepat pembayaran berbagai insentif yang menjadi hak para tenaga kesehatan tersebut. Setidaknya hal itu yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengapresiasi pengorbanan dan kerelawanan mereka pada hari-hari sulit ini.
Yang paling urgen saat ini tentu memberikan dosis ketiga vaksin Sinovac buat tenaga kesehatan. Kita tahu, Sinovac memang memiliki kemanjuran yang lebih rendah terhadap Covid-19 dibanding produk vaksin lainnya. Dalam uji coba di Brasil, misalnya, Sinovac memiliki sekitar 50 persen kemanjuran. Jauh di bawah vaksin Pfizer dan Moderna yang terbukti lebih dari 90 persen efektif melawan gejala Covid-19. Untuk itu, suntikan penguat alias booster vaksin ini menjadi penting untuk menambah imunitas tenaga kesehatan yang setiap hari berjibaku dengan Covid-19.
Di tengah kritisnya kondisi fasilitas kesehatan dan semakin banyaknya tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19, dibutuhkan kebijakan yang taktis dan tepat sasaran. Pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah untuk melindungi tenaga kesehatan dan memperlancar kerja mereka. Jangan biarkan mereka terus bertumbangan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo