Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolom

Film: "mesage"-dimusuhi ?

Beberapa tokoh islam menolak film "massage". perlu penjelasan bagian mana yang tidak sesuai dan merugikan islam.

1 Januari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO pernah membahas film The Message. Saya beruntung sempat melihatnya. Bulan Juli yang lalu saya di London, saat film tersebut pertama kali diputar. Jauh sebelumnya saya pernah mendengar tentang pembuatan film ini. Sampailah suatu ketika sebelum film itu diputar saya melihat di televisi wawancara dengan Anthony Quinn yang membintangi film itu disertai pemutaran keberapa adegannya. Pertama-tama yang saya perhatikan ialah siapa penontonnya. Menurut pengamatan saya, tidak kurang 75% adalah orang-orang dari berbagai negara Arab. Saya sendiri dengan seorang Indonesia lainnya kebagian karcis agak depan. Sebelum masuk bioskop digeledah terlebih dahulu oleh penjaga. Saya pernah menonton di beberapa bioskop yang lain tetapi tidak digeledah. Mungkin ada kekhawatiran bahwa penonton akan menjadi emosionil, tidak terkendalikan setelah melihat film. Secara awam saya beranggapan film itu bagus. Bagian pertama menggambarkan saat-saat pertama Islam lahir. Betapa pengikut-pengikut Nabi ditindas habis-habisan oleh Abu Jahal. Ada yang ditindih batu, dibakar dengan besi panas, ditikam dengan tombak. Saya sangat terharu. Tidaklah mengada-ada kalau banyak penonton mengucurkan airmata. Dan sebaliknya menggemuruhlah tepuk-tangan ketika Hamzah datang menolong pengikut-pengikut Muhammad yang dilempari batu di dekat Ka'bah. Film tidak memperlihatkan Nabi Muhammad secara fisik atau sahabat dekat beliau yang lain, kecuali Hamzah sebagai tokoh yang banyak ditonjolkan, sampai bagaimana beliau gugur dalam perang Uhud. Selain itu sangatlah menyenangkan melihat pengikut Nabi yang masih muda-muda dan gagah-gagah. Keterharuan dan kebanggaanlah yang menyelimuti perasaan saya selama menonton film itu. Bangga melihat peperangan demi peperangan dimenangkan oleh Islam. Film ini diakhiri dengan memperlihatkan Islam di segala penjuru dunia dengan mesjid-mesjid besar di Mekkah, Madinah, Cairo, Kualalumpur dan beberapa lagi yang tidak saya kenali. Saya memang terlalu awam dalam agama Islam yang saya anut. Sebaliknya teman saya adalah seorang yang boleh juga pengetahuan agamanya. Kami berdua sangat senang, tidak ada perasaan tersinggung, terhina karena film itu. Tidaklah terlintas dalam pikiran bahwa film itu dimusuhi oleh beberapa tokoh Islam. Film itu hampir menyerupai Bilal dari Mesir yang pernah diputar di sini, yang juga boleh masuk ke Indonesia. Apakah film The Message dimusuhi karena diperkirakan dibuat dari uang bukan orang Islam? Entahlah. Saya juga mendukung pendapat Saudiara Marzuki Yahya SE dalam TEMPO 11 Desember yang lalu, agar mereka yang melarang, sebaiknya melihat dulu, menilai, kemudian menjelaskan bagian mana yang tidak sesuai dan merugikan Islam. Saya lebih cenderung agar kita diberi kesempatan atau menilai sendiri mana yang baik, tepat, pantas atau yang jelek, tidak tepat dan kurang pantas atau isyu -- tanpa dicekoki oleh pendapat segelintir perasaan a priori. Mungkin kita akan cepat menjadi lebih dewasa. Berhakkah kita membuat penilaian sendiri? Drs. ACHMAD SABLIE Jl. Rawasari Barat E 269 A, Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus