Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendapat

Keluarga Ganjil Ciptaan Gerard Way

Sebuah kisah sekumpulan superhero yang berbeda. Ganjil, unik dan bikin candu

4 Maret 2019 | 21.37 WIB

The Umbrella Academy (Netflix)
Perbesar
The Umbrella Academy (Netflix)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebuah kota di Russia, 1989

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Seorang perempuan yang tengah berenang mendadak melahirkan bayi. Tanpa seks. Tanpa apapun. Begitu saja terjadi. Dia adalah satu dari 43 perempuan di seluruh penjuru dunia yang melahirkan bayi dengan ganjil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Syahdan seorang bilyuner Sir Reginald Hargreeves memutuskan mengangkat tujuh dari 43 bayi itu dan membesarkan mereka dengan cara yang ganjil. Mereka hanya diberi nama One, Two, Three dan seterusnya hingga Seven. Mereka dilatih dengan kedisiplinan militeristik untuk mengembangkan kemampuan kekuatan yang sudah tertanam di dalam setiap anak.

Anak pertama, One, akhirnya dikenal dengan nama Luther (diperankan Tom Hopper) alias Spaceboy yang selalu merasa anak tertua yang “memimpin” keluarga; Diego (David Castañeda), lelaki maskulin ahli pisau; Allison (Emmy Raver Lampman) yang mampu memanipulasi mental orang agar mematuhinya; Klaus (Robert Sheehan) yang mampu berkomunikasi dengan roh orang yang sudah mati. Selama serial ini, Klaus sering berkomunikasi dengan Ben (Justin H.Min) yang sejak awal digambarkan sudah wafat dan tak diketahui kekuatannya; Five (Aidan Gallagher) yang bisa berkelana menembus waktu. Terakhir Vanya (Ellen Page), si bungsu pemain biola yang sejak kecil dibedakan dari saudara-saudaranya – yang dikenal sebagai pasukan Umbrella Academy—karena dia dianggap ‘manusia biasa’ yang tak punya kekuatan apa-apa.

Pada episode pilot serial ini, kita berkenalan dengan anak-anak Umbrella Academy setelah dewasa. Mereka kembali ke mansion (yang mereka sebut sebagai Academy) karena sang ayah mendadak tewas. “Kematian atau perkawinan hanyalah dua peristiwa yang membuat kita berkumpul,” adalah ucapan mereka karena sesungguhnya ketujuh anak ini lebih sering berkelahi dan saling iri satu sama lain.

Ayah mereka menciptakan seorang ibu dari mesin, untuk sebuah alasan yang akan terungkap pada beberapa episode ke depan sementara ketujuh anak saling bersaing dengan kekuatan masing-masing untuk menyelamatkan dunia.

Tak heran ketika akhirnya mereka berkumpul untuk menghadiri kematian sang Bapak, suasana sama sekali tidak diisi oleh tangis atau kehilangan. Masing-masing anak, kecuali Luther, merasa Reginald Hargreeves adalah ayah yang represif.

Dalam reuni itu, tiba-tiba datang Five yang sudah lama menghilang tiba-tiba saja muncul. Five dianggap sudah hilang bertahun -tahun karena dia mampu melakukan perjalanan waktu ke masa lalu dan masa yang akan datang dan pada satu saat terjebak di dalam jagat yang dia masuki. Five adalah satu-satunya yang muncul dalam tubuh anak-anak meski usianya sudah dewasa. Dia datang dengan satu misi: menghentikan hari akhir yang akan terjadi dalam tujuh hari.

Diciptakan oleh Gerard Way, vokalis band terkemuka di masanya, My Chemical Romance, kisah keluarga disfungsional ini menurut Way adalah gambaran perasaannya terhadap anggota bandnya yang sudah seperti sebuah keluarga (yang berantakan) dan berupaya terus kompak. Komik yang diterbitkan Dark Horse Comics ini memiliki pembaca fanatic yang luar biasa. Semula studio Universal berniat mengangkatnya menjadi film. Tetapi membuat film besar selalu saja banyak kendala persoalan perbedaan visi hingga ketika akhirnya baru tahun ini penggemar komik ini akhirnya bisa menyaksikannya dalam bentuk serial Netflix.

Bisa dipahami mengapa serial ini menjadi sangat populer dan segera saja musim tayang kedua dijanjikan akan segera diproduksi. Pertama, betapa pun pada awal episode kita harus menghapal begitu banyak anak dengan begitu banyak keistimewaan, penulis skenario Jeremy Slater betul-betul menyajikan karakterisasi yang kuat bagi setiap anak. Maka kita lebih mengenal setiap superhero kecil ini lebih karena sifat dan kebiasaannya daripada kekuatan yang mereka miliki, kecuali Klaus yang mampu berbincang dengan roh orang mati.

Kedua, meski kita diajak mondar mandir dengan begitu banyak adegan kilas balik, kita tetap bisa mengikuti dan memahami mengapa, misalnya, Allison tumbuh dewasa sebagai seorang bintang film; atau mengapa Vanya terus menerus rendah diri terhadap kakak-kakaknya atau mengapa pula Luther selalu merasa dirinya ‘pimpinan’ seluruh kelompok.

Tetapi yang membuat serial ini begitu populer adalah karena setiap episode selalu mengandung cliffhanger yang tepat. Setiap episode selalu berhenti pada bagian yang tepat, yang membuat penonton, tak bisa tidak, ingin menyaksikan lanjutannya segera. Saat itu juga.

Ada dua tokoh detektif dari dimensi lain, Hazel dan Chacha yang seolah menyelip dari film-film Quentin Tarantino: berbaju rapi, perlente dan tak punya belas kasih sedikitpun. Ketika tokoh-tokoh dari dimensi ini –yang konon suruhan dari sebuah Komisi yang memiliki kekuasaan luar biasa tinggi -- mulai masuk ke jagat superhero tujuh pahlawan kita, maka keasyikan “kanak-kanak” kita segera sirna. Ini bukan semacam franchise Harry Potter yang dimulai sejak Harry masih berusia 10 tahun dan pembacanya ikut tumbuh bersamanya. Bagi saya Umbrella Academy lebih cocok dikategorikan untuk remaja dan dewasa, terutama karena adegan kekerasan yang terjadi secara konsisten tanpa henti. Dan terus terang tokoh-tokoh yang muncul dari ‘dimensi lain’ ini agak mengganggu, meski itu bagian plot yang penting.

Para pemain, kecuali Ellen Page, Tom Hopper dan Mary J.Blige , rata-rata bukan aktor dan aktris yang sudah dikenal secara meluas, tetapi mereka semua tampil sangat pas.

Di dunia sinema dan televisi yang sudah semakin inflasi dengan kisah superhero, mungkin kita membutuhkan cerita superhero yang unik seperti ini.

 

UMBRELLA ACADEMY

Kreator: Steve Blackman

Skenario: Jeremy Slater

Berdasarkan serial komik “Umbrella Academy” karya  Gerard Way and Gabriel Bá.

Pemain: Ellen Page, Tom Hopper,  David Castañeda, Emmy Raver-Lampman, Aidan Gallagher, Robert Sheehan, Mary J. Blige

 

*Redaksi telah merevisi kesalahan penulisan nama pemeran Ben yaitu Justin H.Min pada Selasa, 5 Maret 2019.

Leila S. Chudori

Kontributor Tempo, menulis novel, cerita pendek, dan ulasan film.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus