Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JIKA tidak cepat dipecahkan, krisis yang dihadapi Pertamina sekarang akan mengacaukan pasokan bahan bakar minyak di negeri ini. Krisis itu cukup berat. Perusahaan milik negara itu kesulitan mendapatkan fasilitas kredit perdagangan (letter of credit atau L/C) untuk membeli minyak mentah dari luar negeri. Sejumlah bank menolak memberikan L/C karena Pertamina menunggak pembayaran fasilitas tersebut senilai Rp 9 triliun. Kalau pembayaran L/C seret, artinya impor minyak terganggu, penyediaan bahan bakar minyak terancam kacau atau malah terhenti sama sekali. Dampaknya bisa berupa kelangkaan minyak di beberapa wilayah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo