Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

kolom

Menggegaskan Konversi Gas

Diperlukan cetak biru konversi bahan bakar minyak ke gas. Harus menyegerakan pembenahan total..

25 November 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK kesekian kalinya kesungguhan pemerintah melaksanakan konversi bahan bakar perlu dipertanyakan. Kekisruhan yang terjadi sekarang menyangkut pengadaan 14 ribu alat pengubah (converter kit) bahan bakar dari minyak ke gas dan penambahan 33 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) senilai Rp 1,8 triliun. Anggarannya berasal dari APBN Perubahan 2012 yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat, Juni lalu. Tenggatnya akhir tahun ini.

Pencapaian target dipastikan gagal karena tahap lelang pengadaan konverter saja belum kelar. Pembangunan stasiun bahan bakar gas yang ditugaskan kepada Pertamina juga tidak mungkin terpenuhi. Dua proyek ini terancam muspra karena Dewan Perwakilan Rakyat memutuskan penganggarannya bukan dalam beberapa tahun (multi-year). Artinya, bila tak tuntas pada 2012, kedua proyek dianggap hilang.

Sungguh sangat disayangkan, kebijakan yang bisa mendorong penggunaan gas untuk kendaraan umum—converter kit dibagikan gratis—terancam sia-sia. Begitu juga dengan penambahan stasiun pengisian gas. Pertamina ragu karena pembayaran pembangunan tiga SPBG di Jakarta, yang ditargetkan tahun ini, baru bisa dipenuhi pada Maret 2013. Akhirnya, Pertamina memutuskan hanya membangun satu stasiun, dengan dana dari kantong sendiri. Demi menyelamatkan dua proyek itu, dengan sisa waktu sekitar sebulan sebelum 2013, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melobi Kementerian Keuangan agar penganggaran diubah menjadi multi-year.

Akibat perencanaan tak matang dan buruknya koordinasi antarlembaga yang menanganinya, kebijakan konversi bahan bakar tak berjalan optimal. Padahal rencana pemerintah lepas dari ketergantungan pada minyak bumi telah disebutkan sejak 1995. Pada 1986, Indonesia sudah memiliki delapan SPBG, sehingga Argentina belajar ke Indonesia untuk menerapkan konversi bahan bakar. Kini, negara Amerika Latin itu sudah memiliki 4.000 SPBG dan menjadi negara kelima di dunia dalam jumlah pemanfaatan gas.

Konversi energi dari yang polutif dan tak terbarukan ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan terbarukan merupakan keniscayaan. Sebagian besar negara di dunia serius melaksanakan transformasi ini. Agar tak makin ketinggalan, pemerintah wajib membakukan cetak biru kebijakan konversi energi secara menyeluruh, sesegera mungkin. Sebab, konversi bahan bakar minyak ke gas bukan sekadar urusan ketersediaan konverter dan penambahan SPBG. Masih banyak yang harus ditata, seperti kesinambungan pasokan bahan bakar gas, lengkap dengan kebijakan harganya.

Perlu juga diberikan insentif kepada pihak-pihak yang menjalankan kebijakan konversi bahan bakar. Koordinasi dengan produsen kendaraan, juga dengan pemerintah lokal, tidak bisa diabaikan. Tak kalah pentingnya studi segala aspek kehidupan yang bisa digunakan sebagai landasan konversi bahan bakar, serta sosialisasi terus-menerus tentang pentingnya program ini.

Waktunya makin mendesak. Tahun lalu, subsidi Premium sebesar 38,6 juta kiloliter mencapai Rp 41 triliun. Tahun ini, konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi diperkirakan bisa mencapai 40,4 juta kiloliter, atau naik 1,8 juta kiloliter. Anggaran untuk subsidi bahan bakar minyak dari APBN sudah lebih besar ketimbang alokasi untuk infrastruktur. Program pengalihan bahan bakar minyak ke gas, dengan target 72 persen angkutan umum berbahan bakar gas pada 2014, perlu diformulasikan lebih komprehensif. Pemerintah harus berfungsi sebagai regulator dan mediator, bukan orator.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus