Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Sebanyak 17 ribu orang Indonesia, termasuk 300 tenaga kesehatan, meninggal karena Covid-19.
Evaluasi perlu dilakukan dan dicari cara yang lebih maksimal untuk menekan angka kematian akibat Covid-19.
Risiko penularan harus ditekan.
Tjandra Yoga Aditama
Guru Besar Paru FKUI dan Mantan Direktur WHO SEARO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sampai awal Desember 2020, sudah lebih dari 1,5 juta orang meninggal karena Covid-19 di dunia. Di Indonesia, laporan resmi menunjukkan lebih dari 17 ribu saudara kita meninggal, termasuk sekitar 300 tenaga kesehatan, garda terdepan dalam melawan penyakit ini. Ini tentu keadaan yang amat memprihatinkan. Kematian itu perlu perhatian dan simpati mendalam serta jelas tidak dapat diungkap dengan angka dan persentase belaka.
Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mengendalikan pandemi Covid-19 dan kematian yang terjadi karenanya. Evaluasi perlu dilakukan dan dicari cara yang lebih maksimal untuk menekan angka kematian akibat Covid-19.
Kejadian penyakit menular tergantung dari tiga faktor utama, yaitu penyebab penyakit (agent), yakni virus Covid-19; manusia (host); dan lingkungan. Pemahaman mengenai tiga faktor ini dapat menjadi salah satu langkah penting untuk menekan kematian akibat Covid-19.
Penyebab Covid-19 adalah virus SARS-CoV-2, bentuk lain dari virus penyebab penyakit sindrom saluran pernapasan akut (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS). Ada tiga faktor yang biasa kita amati dari suatu agen penyebab penyakit, yaitu fatalitas, kemudahan menular, dan mutasi.
Angka fatalitas Covid-19 rata-rata dunia adalah 2-3 persen. Angka ini relatif lebih rendah dari SARS (14-15 persen) dan MERS, yang sampai 35 persen. Namun jumlah kasus Covid-19 tinggi sekali, sehingga jumlah yang meninggal pun menjadi jauh lebih banyak. Sifat virus Covid-19 menular dari satu orang ke orang lain.
Dalam hal mutasi, sejak sekitar Februari lalu sudah dikenal mutasi D614G, termasuk laporan di negara kita dan negara tetangga. Juga ada laporan mutasi di Siberia serta kejadian pada cerpelai di beberapa negara Eropa yang disebut sebagai “kluster 5”. Memang ada kajian bahwa mutasi ini dapat membuat replikasi virus lebih mudah terjadi dan mungkin juga lebih mudah menular tapi tidak membuat keganasan virus meningkat. Malah ada juga temuan bahwa mutasi berhubungan dengan analisis antibodi netralisasi yang lebih baik.
Data ilmiah terakhir menunjukkan bahwa mutasi virus ini diharapkan tidak amat berpengaruh terhadap penambahan angka kematian. Hal yang dapat kita lakukan adalah membuat sistem yang selalu mengamati dengan saksama kemungkinan mutasi dan perkembangannya.
Ada tiga aspek utama tentang manusia dalam kaitannya dengan menekan angka kematian. Pertama, risiko penularan. Semakin banyak virus yang masuk ke tubuh seseorang, secara umum akan semakin besar kemungkinan ia sakit dan bahkan meninggal. Petugas kesehatan yang menangani pasien Covid-19 tentu berisiko amat besar. Untuk memperkecil kemungkinan penularan dan angka kematiannya, harus ada jaminan alat pelindung diri (APD) yang memadai dan prosedur kerja yang menjamin keamanan mereka.
Kedua, daya tahan tubuh manusia, yang dapat dipengaruhi oleh keadaan fisik, adanya komorbiditas, dan faktor lain, seperti kelelahan. Bagi petugas kesehatan, harus ada mekanisme agar mereka tidak terlalu berkepanjangan bertugas di rumah sakit, misalnya. Mereka yang punya penyakit kronis perlu menjaga agar penyakit itu terkontrol dengan baik. Penjagaan daya tahan tubuh perlu terus dilakukan oleh semua orang, termasuk mengkonsumsi makanan bergizi, beristirahat yang cukup, berolahraga, dan mengelola stres. Ketiga, ketersediaan pelayanan kesehatan yang memadai, termasuk unit perawatan intensif (ICU), ventilator, dan obat untuk mengatasi penyakit berat.
Sampai saat ini memang belum ada obat antivirus yang betul-betul disepakati secara global. Namun banyak penelitian yang dilakukan. Hal yang dapat kita lakukan adalah turut serta secara aktif dalam upaya menemukan obat antivirus yang ampuh.
Lingkungan amat berpengaruh terhadap penyakit menular, khususnya kemungkinan tingginya jumlah virus di udara ruang tertutup. Risiko tertinggi kembali dihadapi oleh petugas kesehatan, apalagi yang harus bekerja di ruangan tertutup dengan alat-alat kesehatan yang mungkin memicu pengeluaran aerosol dari pasien Covid-19. Bagi masyarakat umum, pencegahannya dengan selalu mengupayakan ventilasi dengan udara luar, disinfeksi ruangan secara berkala, dan menghindari kerumunan di dalam ruang tertutup.
Kita melihat ada berbagai harapan tapi juga banyak tantangan dalam menghadapi pandemi ini. Covid-19 masih merupakan masalah besar dunia dan perlu upaya keras dan luhur dari kita semua untuk mampu menurunkan angka kematian akibat penyakit ini. •
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo