Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jelas banyak kejanggalan berputar di sekitar isu tak sedap ini. Yang pertama adalah ketakjuban pada bagaimana uang sebanyak itu bisa diambil dari pundi-pundi Yayasan Karyawan Bulog dengan begitu mudah. Juga bahwa sebuah yayasan pegawai negeri—yang kerap dikabarkan gajinya selalu tak cukup itu—ternyata memiliki uang tunai begitu banyak. Apalagi ditambah bumbu mencengangkan bahwa "sumbangan" itu diberikan demi melancarkan ambisi Sapuan untuk menduduki jabatan puncak di instansi pengatur tata niaga beras itu. Ambisi yang tak kesampaian, karena Gus Dur ternyata mengangkat Dr. Rizal Ramli sebagai Kepala Bulog.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo