Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bank Mandiri mesti memastikan kekacauan dalam pemindahan data bank seperti yang terjadi pada Sabtu lalu tidak terulang. Kekacauan sistem pada bank milik negara itu telah menyebabkan kecemasan dan keresahan yang luas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setidaknya 1,5 juta orang atau sekitar 10 persen dari total nasabah Bank Mandiri terkena dampak langsung. Ada nasabah yang saldo simpanannya bertambah tiba-tiba. Banyak pula nasabah yang saldonya berkurang. Penjelasan resmi Bank Mandiri menyatakan kekacauan terjadi pada saat perpindahan proses dari sistem utama (core) ke sistem cadangan (back-up). Dengan kata lain, kekacauan merupakan akibat dari kesalahan internal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski demikian, Bank Mandiri tak bisa hanya mengatakan masalah sudah selesai dan nasabah tak dirugikan. Publik membutuhkan penjelasan yang transparan tanpa melanggar prinsip kerahasiaan bank: mengapa sistem operasi bank dengan aset lebih dari Rp 1.200 triliun tersebut bisa kacau pada saat perpindahan proses yang sejatinya merupakan langkah rutin di ujung setiap hari kerja?
Apalagi kekacauan semacam itu tak hanya kali ini menimpa sistem teknologi Bank Mandiri. Dua tahun lalu, sistem Mandiri online juga rusak dan menimbulkan kekhawatiran yang luas karena sebagian uang nasabah hilang. Hingga kini, masyarakat tidak tahu persis apa yang terjadi di balik kekacauan tersebut dan siapa yang rugi. Masyarakat juga tak tahu apakah ada uang bank yang dicuri pada saat sistem bank terganggu. Padahal bukan tidak mungkin kekacauan seperti itu sengaja dibuat untuk menutupi penggarongan yang canggih.
Di sisi lain, pernyataan bahwa telah terjadi kekeliruan dalam proses pemulihan sistem-ada langkah yang terlewat-sehingga memakan waktu hingga enam jam, memperlihatkan ketidaksiapan bank dalam menghadapi krisis. Hal ini jelas mengkhawatirkan lantaran menunjukkan bukan hanya teknologinya yang bermasalah, tapi juga operator, sumber daya manusianya. Tanpa peretasan saja terjadi kekacauan yang sedemikian besar, bisa dibayangkan apa jadinya kalau sistem bank sengaja diserang dari luar.
Kekacauan sistem pada Bank Mandiri ini sekaligus merupakan peringatan bagi semua bank nasional agar meningkatkan keamanan teknologinya. Setahun lalu, masyarakat juga dihebohkan oleh pembobolan uang nasabah Bank BRI. Jangan sampai hal itu terulang.
Perbankan di masa mendatang akan masuk ke bisnis digital, yang apabila terjadi kerentanan sistem bisa berakibat fatal. Agar kepercayaan publik tidak hilang, bank mesti serius meningkatkan keamanan teknologinya serta kesiapan sumber daya manusianya untuk menghadapi gangguan sistem semacam ini. Bukan cuma simpanan nasabah yang harus aman, tapi datanya juga.
Bagaimanapun kepercayaan masyarakat penting bagi bisnis perbankan. Jangan sampai hal itu goyah. Sebab, kalau nasabah cemas dan menarik uangnya secara bersama-sama, bukan hanya Bank Mandiri yang roboh. Sistem perbankan nasional pun bisa lumpuh, dan hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perekonomian.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo