Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Praktik kerja paksa masih menjadi potret buram di sektor kelautan dan perikanan.
Ketika pelindungan negara absen, para nelayan migran akhirnya mencari keadilan sendiri.
Belum ada regulasi nasional yang secara komprehensif menjamin hak para buruh dan nelayan.
PERINGATAN Hari Buruh setiap 1 Mei seharusnya tak hanya menjadi momentum untuk memperjuangkan perbaikan nasib para pekerja dan buruh pabrik. Di luar itu, banyak kelas pekerja lain yang juga membutuhkan perhatian lebih. Salah satunya para nelayan dan awak kapal perikanan (AKP).
Selama ini, hidup para buruh di sektor kelautan dan perikanan nyaris tak pernah menyentuh kata sejahtera. Sebagian besar nelayan ataupun AKP lokal bekerja tanpa kontrak, tanpa jaminan sosial, dan tanpa hari libur. Kekerasan verbal dan fisik oleh kapten atau pemilik kapal bukan hal asing bagi mereka.
Praktik kerja paksa masih menjadi potret buram di sektor ini: jam kerja yang panjang, gaji yang rendah atau bahkan tak dibayarkan, penipuan dalam rekrutmen, hingga minimnya standar kesehatan dan keselamatan kerja. Sayangnya, tak ada lembaga yang secara efektif mengawasi kondisi mereka.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo