Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEPOLISIAN Republik Indonesia harus segera menemukan dalang di balik rentetan pembakaran kendaraan di Jawa Tengah sejak akhir tahun lalu. Lambannya polisi menuntaskan kasus ini bisa meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah menjaga keamanan negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teror yang berlanjut juga dapat memicu prasangka yang berujung pada aksi saling tuding di antara dua kubu calon presiden. Kondisi semacam itu bisa memperuncing hawa persaingan dalam kampanye pemilihan presiden yang sudah panas. Kita tentu tak mau perang kata-kata berbelok menjadi bentrok massa akibat kesimpangsiuran identitas pelaku teror.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rangkaian teror di Jawa Tengah bermula dari pembakaran satu mobil di Desa Botomulyo, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, pada 26 Desember 2018. Aksi pembakaran dengan modus serupa lalu merembet ke daerah lain, seperti Kabupaten Ungaran, Kabupaten Grobogan, bahkan hingga Kota Semarang. Hingga Selasa pekan lalu, sudah terjadi 28 peristiwa pembakaran yang menghanguskan hampir 40 kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor.
Sejauh ini, polisi belum menetapkan satu pun tersangka teror. Aparat penegak hukum hanya tahu bahwa pelaku teror selalu beraksi menjelang subuh dengan melemparkan bom molotov atau kain terbakar ke garasi penduduk. Bahan bakar yang digunakan adalah campuran bensin atau minyak tanah dengan oli yang mudah terbakar dan bisa menyala lebih lama. Tak adanya saksi yang melihat langsung kejadian memang mempersulit penyidikan.
Informasi yang terkumpul saat ini menyimpulkan pelaku teror adalah orang terlatih. Mereka beraksi cepat dan menghilang tanpa jejak setelah api berkobar. Perencanaannya pun terbilang matang. Meski korbannya dipilih secara acak-tidak ada hubungan di antara mereka semua-pelaku menghindari rekaman closed-circuit television atau CCTV. Hanya dua kejadian yang terekam kamera di lokasi. Pelaku juga tak pernah membawa telepon seluler agar jejak digital dari nomor telepon mereka tak tertangkap menara base transceiver station atau BTS terdekat.
Polisi tak boleh membiarkan teror ini berlanjut. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar polisi bekerja sama dengan militer untuk mengantisipasi aksi teror berikutnya patut ditindaklanjuti. Panglima Komando Daerah Militer Diponegoro Mayor Jenderal Mochamad Effendi harus mengerahkan segala daya upaya-bahkan, jika perlu, memeriksa anak buahnya sendiri-demi membantu Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono meredam dan menghentikan meluasnya pembakaran mobil.
Tim pendukung dan simpatisan kedua calon presiden dan wakil presiden bisa membantu menurunkan tensi politik dengan bersama-sama menahan diri. Tak perlu saling melontarkan tudingan dan spekulasi ke media massa dan media sosial soal motif politik di balik teror. Warga sudah paham bahwa pelakunya memang hendak mengganggu pemilihan presiden. Biarkan polisi bekerja dengan tenang agar kasus ini terbongkar sebelum hari pencoblosan, 17 April mendatang.
Di tengah situasi yang masih simpang-siur, pemerintah sebaiknya mengurangi pernyataan yang kontraproduktif. Imbauan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo agar masyarakat mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan alias siskamling justru bisa membuat publik kian panik. Meski maksudnya bukan itu, ada kesan pemerintah angkat tangan dan meminta warga menjaga diri sendiri. Karena itu, sebelum rentetan teror ini menjadi bola salju yang terus menggelinding liar, polisi harus bekerja cepat dan mengakhirinya.