Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tayangan sidang pleno DPR yang berlangsung ricuh, Rabu pekan lalu, menjadi tontonan paling favorit di televisi mana pun. Orang menonton dengan berbagai macam emosi. Ada yang marah karena tak pernah menduga para anggota DPR melakukan aksi dorong-mendorong seperti itu. Ada yang malu, bagaimana mungkin bapak-bapak yang berpakaian perlente—juga tampak seorang ibu berjilbab—saling rangkul untuk memisahkan yang mana kawan dan yang mana lawan, agar tidak berkelahi. Namun tak sedikit pula yang tertawa menyaksikan adegan paling konyol dalam sejarah parlemen Indonesia itu, karena teringat pada ucapan K.H. Abdurrahman Wahid, yang tatkala menjadi Presiden RI menyebut DPR sebagai "taman kanak-kanak".
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo