Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Terinfeksi virus corona bukanlah aib. Mereka yang tertular Covid-19 harus terbuka mendeklarasikan diri agar otoritas medis bisa menelusuri rangkaian penularan dan mencegahnya meluas. Menutup-nutupi identitas mereka yang terjangkit infeksi virus ini justru akan menyulitkan pencegahan dan penanganannya.
Sayangnya, hal itulah yang terjadi sekarang, termasuk di level tertinggi pemerintahan. Dari delapan menteri di kabinet Presiden Joko Widodo yang terinfeksi virus corona, hanya tiga orang yang mendeklarasikan diri. Selain memperburuk kampanye pencegahan penularan yang sedang digalang pemerintah sendiri, perilaku itu membahayakan keselamatan kolega dan bawahan mereka. Ketertutupan mereka menguatkan stigma soal pasien Covid-19 dan menjadi contoh buruk di masyarakat.Â
Tanpa kesediaan pasien untuk sukarela mengumumkan diri terkena Covid-19, pemerintah di tiap tingkat tak akan berdaya mencegah wabah ini meluas. Tanpa data penelusuran interaksi pasien, mustahil otoritas medis bisa memutus mata rantai penularan virus corona ini. Para menteri seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat tentang bagaimana mencegah penularan virus dan menanganinya jika terinfeksi. Menutup diri, dengan dalih apa pun, akan membuat virus leluasa menulari orang ke orang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo