Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi muncul di beberapa wilayah perairan pada 20-21 Juni 2024. Prakirawan BMKG, Benedictus Kushardian, menyebutkan pola angin bisa memicu gelombang setinggi 2,5-4 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Berpeluang terjadi di Samudra Hindia Barat Lampung dan Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Tengah,” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis, 20 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Kushardian, angin di Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari selatan ke barat dengan kecepatan berkisar 8-25 knot. Dengan lajut yang sama, angin di Indonesia bagian selatan juga sedang bergerak dari timur ke tenggara. "Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Selat Makassar bagian selatan, Laut Banda, dan Laut Arafuru," ujarnya.
Selain gelombang setinggi 4 meter, ada juga potensi arus laut setinggi 1,25-2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-Pulau Enggano, perairan barat Lampung, serta Samudra Hindia Barat Aceh-Kepulauan Enggano. Kondisi serupa juga tercatat di jalur penyeberangan, misalnya perairan Selat Sunda bagian barat dan selatan.
Merujuk catatan BMKG, risiko gelombang setinggi 2,5 meter juga terdeteksi di perairan selatan Jawa-Nusa Tenggara Timur, Selat Bali-Lombok-Alas-Sape bagian selatan, Laut Sawu, Selat Sumba bagian barat, perairan Kupang-Pulau Rote, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur, Samudra Hindia Selatan Bali hingga Nusa Tenggara Barat, Laut Natuna Utara, serta Laut Jawa.
Peringatan dini BMKG juga menyasar area Selat Makassar bagian selatan, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku, perairan Kepulauan Baubau-Wakatobi, perairan Manui-Kendari, Laut Banda, Laut Flores bagian timur, perairan Kepulauan Kai-Aru, perairan Kepulauan Sermata-Tanimbar, hingga Laut Arafuru.
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," tutur Kushardian.
Perahu nelayan diimbau mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Sama halnya dengan kapal tongkang yang harus memperhatikan risiko angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Tim BMKG juga meminta operator kapal penyeberangan mewaspadai angin sekencang kebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Sedangkan armada jumbo, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.